Surakarta – “Soal-soal dalam USBN jangan sampai menimbulkan polemik, baik bagi siswa sendiri maupun di masyarakat”, demikian yang disampaikan oleh plt Kasi Penmad Kantor Kemenag Kota Surakarta Zarkasi dalam kegiatan telaah soal USBN yang diselenggarakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta, Kamis (21/2). Pembuatan soal, lanjut Zarkasi, merupakan amanat yang besar. Sehingga diharapkan guru cermat dalam menyusun soal.
“Telaah soal artinya soal harus diuji apakah sudah berkualitas, yaitu berdasar pada rambu-rambu yang telah dibuat pemerintah. Validitas soal juga harus dijamin, jangan sampai menimbulkan polemik,” kata Zarkasi.
Sementara itu Slamet Budiyono, selaku ketua K3MA (Kelompok Kerja Kepala Madrasah Aliyah) kota Surakarta menyampaikan kegiatan telaah soal ini menjadi awal dari kualitas soal USBN.
“Sesuai arahan dari kanwil kemenag Jawa Tengah, telaah soal tidak bisa dipisahkan dari POS USBN, sehingga soal yang disajikan adalah soal yang layak, ” kata Slamet Budiyono. Salah satunya, lanjut Budiyono, layak dari segi isi. Soal USBN tidak boleh menyangkut SARA, ujaran kebencian dan meresahkan. Kesemuanya harus dibuatkan berita acara bahwa soal sudah sesuai dengan ketentuan dan layak diujikan. Ditambahkan Budiyono, kementerian agama sudah menjadi pelopor dalam melaksanakan ujian berbasis komputer dan diharapkan menambah kualitas pelaksanaan ujian.
Menurut ketua pelaksana kegiatan, Wardimin, bahwa kegiatan telaah soal USBN ini diikuti oleh 67 orang peserta yang berasal dari madrasah negeri dan swasta di kota Surakarta yaitu MAN 1 Surakarta, MAN 2 Surakarta, MA Al Islam, MA Al Muayyad, MA Al Kahfi, dan MA Muhammadiyah. Mereka bekerja secara tim di tiap rumpun mata pelajarannya menghasilkan soal USBN yang layak diujikan. (rusdi-rma/bd)