Ungaran – Ke depan, semua sekolah yang telah melaksanakan pembelajaran tatap muka akan semakin diperkuat dengan mengkombinasikan dan mengkolaborasikan pemanfaatan teknologi, kemampuan literasi digital guru yang sudah diterapkannya secara berkelanjutan dan sistematis selama hampir 18 bulan, tepatnya sejak Maret 2020, menjadi modal awal kombinasi yang terbentuk.
Demikian disampaikan dalam pemantauan pembelajaran tatap muka (PTM) di SMP NU Suruh oleh pengawas PAI tingkat menengah pada Kankemenag Kab. Semarang, Nur Solichah, Selasa, (14/9).
Menurut Nur Solichah, saat ini seluruh guru harus banyak belajar dan berupaya untuk bisa melek IT dalam rangka memenuhi hak peserta didik dalam memporoleh pendidikan. Semua guru harus bisa menguasai teknologi dan informasi secara digital, baik yang diperoleh secara mandiri maupun kolektif.
“Pembelajaran tatap muka tentunya disambut antusias oleh sebagian besar peserta didik, guru dan orang tua. Sebab dengan pembelajaran tatap muka, guru dan siswa dapat berinteraksi secara langsung dan dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami secara langsung kepada guru. Sebab disadari maupun tidak, pengkombinasian antara teknologi dengan tatap muka dalam proses pembelajaran, tidak akan bisa menggantikan peran dan sosok guru itu sendiri,” terang Nur Solichah.
Lebih jauh dirinya menyampaikan bahwa selama pembelajaran daring, ternyata keluhan yang disampaikan oleh para guru terkait tugas yang diberikan kepada peserta didik. Ada guru yang menceritakan bahwa sebagian anak mengumpulkan tugas dengan cara mengkopi hasil pekerjaan temannya. Ada pula yang ternyata semua tugas dikerjakan oleh orang tua siswa yang secara tidak langsung menjadi gambaran betapa pembelajaran online memiliki banyak kelemahan.
“Mari bapak ibu guru, kita semua semangat dalam menyongsong pembelajaran tatap muka terbatas ini guna memperkuat kompetensi diri. Penuhi syarat dan taati prokes agar segera kehidupan pembelajaran di sekolah berjalan seperti sebelum ada pandemi covid-19,” pungkasnya.(ns-shl/Sua)