Jepara – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Nor Rosyid, menyampaikan isi pesan surat mantan Presiden ke-3 RI, BJ. Habibie, yang ditujukan kepada para teroris yang baru saja meledakkan diri di Gereja di Surabaya.
Pesan ini disampaikan dalam acara Rapat Koordinasi bersama Pemuka Agama Kristen di SDTK Terang Dunia Jepara, Rabu (06/06).
Surat tersebut bertujuan untuk menggugah kesadaran para pelaku terorisme tentang apa yang sudah mereka lakukan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya.
Isi Surat tersebut adalah:
“Maaf tak mengucap salam , karena aku tidak tahu apa agamamu dan apa yang kau percayai
Kitab apa yang kau baca hingga kau merasa paling benar , kitab mana yang mengajarkan membunuh orang diluar peperangan ?
Pemimpin mana yang kau ikuti hingga langkah yang kau ambil melampaui ajaran para nabi?
Ibu mana yang melahirkanmu hingga mati rasa belas kasihmu ?
Ayah mana yang membimbingmu sehingga rasa ketakutan yg kau ciptakan dalam aksimu ?
Makanan apa yang mengalir ketubuhmu sehingga kau merasa terpilih sebagai mesin pencabut nyawa.
Pakaian apa yang kaupakai hingga kau merasa gagah, tak tersentuh neraka
Kalau kau pikir tindakanmu akan mencapai mimpimu, kupastikan jauh dari itu … tumpuan kebencian terarah pada kelompokmu
Bagaimana mimpimu membangun peradaban tanpa ada simpati dari manusia ?
Alih alih menegakkan kebenaran … yang lahir justru antipati … ketakutan … makin lama generasi ini makin jauh dari agama … takut dengan agama … saat itu tiba, kau ikut bertanggungjawab meng-atheis-kan dunia ini !!!
Pastinya kau bukan representasi islam , pastinya juga bukan representasi nasrani , hindu atau budha
Agama yang kutahu mengajarkan cinta kasih sesama manusia , kelembutan , kesabaran
Sembah pada Tuhan seharusnya menghindarkan perbuatan keji dan munkar.
Broadcast sebanyak- banyaknya surat terbuka untuk teroris ini ke semua group yang anda gabung , setidaknya teroris berkurang satu.
Salam Perang Lawan Teroris
Jaya Indonesiaku.
NKRI HARGA MATI.
Dalam sambutan pengarahannya, Nor Rosyid, menyayangkan terjadinya teror bom yang terjadi di Gereja Surabaya. Entah dengan dasar apa mereka melakukan hal tersebut.
“Saya berangan-angan dan berfikir dalam benak fikiran saya bahwa terorisme itu agamanya apa. Pengakuan mereka yakni beragama Islam. Tetapi dasar pemikiran mereka itu kitab atau buku apa hingga dengan nekat melakukan hal tersebut. Karena sebagai sesama umat Islam, saya tidak pernah sekalipun menemukan anjuran untuk memerangi kaum kafir secara fisik kecuali di medan perang” tutup Nor Rosyid.
Rapat Koordinasi ini bertujuan untuk menyikapi situasi keamanan terkini bangsa Indonesia yang baru saja didera permasalahan terorisme dengan adanya tiga bom yang meledak di GKI di Jalan Diponegoro, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuna, dan Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel. (fm/bd)