Boyolali (Humas) – Wajah Surini penuh rasa haru. Lantaran keinginannya selama 49 tahun telah terpenuhi, yaitu menunaikan haji. Walaupun hanya seorang pedagang sayur keliling, Surini membuktikan bahwa dengan tekad dan doa yang kuat memampukan kita untuk dipanggil ke Baitullah.
Namanya adalah Surini Lasidin Rasmo Brentis, warga Desa Ngotet, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Surini tergabung dalam kloter 82 Embarkasi Solo (SOC-82). Surini adalah seorang pedagang sayur keliling. Sehari-hari, ia menjajakan sayurnya itu kepada para pelanggannya dengan bersepeda dan menempuh jarak puluhan kilo meter.
Surini, jemaah haji lansia 68 tahun ini adalah warga tak mampu. Berbekal keinginan yang kuat, Surini pun menabung sedikit demi sedikit selama 49 tahun. Walaupun penghasilannya kini hanya Rp60-75ribu per hari, ia sangat pandai menyisihkan sisanya ditabung untuk daftar haji.
Surini bercerita, ia berjualan dari tahun 1975. Saat itu sudah timbul niat untuk daftar haji. Ia uin menabung sedikit demi sedikit dari penghasilannya.
“Mergawe kulo niku nggeh dodolan. Kulo mboten gadah sawah, mboten gadah tegal. Hasil dodolan kulo nggeh nempur beras 1 kg dan blonjo sehari-hari, sisane 5-10 ewu kulo tabung kangge haji. (Pekerjaan saya itu ya jualan keliling. Saya tidak punya sawah, tidak kebun. Laba jualan saya buat makan sehari-hari, dan sisanya entar Rp5.000 atau Rp10.000 saya tabung untuk daftar haji,” ungkapnya saat ditemui di Embarkasi Solo, Senin (3/6/2024).
Selain ikhtiar yang sungguh-sungguh, Surini mengaku mendapatkan berkah dari doa Ibunda Gus Menteri, yaitu Nyai Hj. Muhsinah Cholil. Ia diminta membaca baca istighfar dan salawat Jibril. “ Saya juga diberi mukena juga, didoakan supaya bisa pergi haji,” ucap Surini.
Keluarga Gus Menteri Yaqut Cholil Qoumas memang menjadi pelanggan Surini sejak puluhan tahun. “Langganan kulo niku termasuk keluargane Mbah Bisri. Garwane Gus Mus (Ibu Nyai Fatimah) taseh sugeng, Gus Gipul, Gus Tutut nggeh mayoni kulo, pas dereng dados Menteri,” kenang Surini.
Setelah puluhan tahun terkumpul, Surini pun bisa daftar haji pada tahun 2012. Seharusnya Surini berangkat tahun 2022, namun karena pandemic, keberangkatan diundur tahun ini.
Menjelang pemberangkatan ini, Surini berharap diberikan kekuatan dan kesehatan untuk berhaji. Rasa rindu ke Baitullah tidak mmapu membentuk air mata Surini untuk segera sampai ke tanah haram. “Saya hanya mengharap ridha Allah. Doakan saya sehat,” kata Surini penuh haru.
Selamat jalan Ibu Surini. Semoga Allah selalu memberikan perlindungan, kesehatan dan kelancaran dalam menunaikan ibadah haji, serta menjadi haji mabrur. – iq/at