Semarang – Kegiatan nyata dalam membentuk karakter anak didik dan peduli dengan sesama dilakukan oleh siswa dan guru MIN Kota Semarang. Menyikapi kejadian bencana alam di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah, segenap civitas akademika MIN Kota Semarang menggelar shalat ghaib, tahlilan bersama dan kotak peduli, Jum’at (05/10). Kegiatan bernuansa agamis dan sosial ini berlangsung di halaman madrasah setempat diikuti 459 siswa, 20 guru dan karyawan.
Sebelum pelaksanaan shalat ghaib selaku imam Baedhowi yang juga merupakan guru madrasah menjelaskan kepada anak didiknya bahwa shalat ghaib adalah shalat jenazah yang dilakukan tanpa ada jenazah di hadapan jama’ah.
“Biasanya anak-anak belajar shalat ghaib secara teori dalam mata pelajaran Fiqh. Kegiatan ini sekaligus sebagai pembelajaran praktik bersama bagaimana tata cara shalat ghaib,” ujarnya menerangkan.
Usai shalat dilanjutkan dengan tahlil bersama dalam rangka mendoakan para korban gempa yang meninggal dunia dan mendoakan semoga korban selamat diberikan kesabaran dan ketabahan serta bisa bangkit kembali menjalani kehidupan.
Senada dengan Baedhowi, Kepala MIN Kota Semarang Subiyono menyampaikan kepada anak didiknya bahwa kita semua adalah bersaudara.
“Gempa dan tsunami yang menelan banyak korban di Palu dan Donggala membuat rakyat Indonesia di seluruh pelosok negeri ikut bersedih. Sebagai bagian dari Indonesia sudah sepatutnya kita turut bersedih. Bersedih saja tidak cukup, kita perlu mendoakan dan berbuat nyata untuk sedikit meringankan beban mereka yang terkena bencana,” terang Subiyono.
“Kejadian bencana ini juga membawa hikmah bagi kita untuk bersyukur terhadap nikmat yang diberikan Alloh Swt. Betapa banyak anak-anak yang tidak berdosa seusia kalian ikut menjadi korban gempa dan tsunami. Banyak orangtua yang kehilangan anak dan keluarganya. Di sini kita masih diberi keamanan dan keselamatan, oleh karenanya kita turut merasakan ujian berat yang menimpa saudara-saudara kita yang ada di Palu dan sekitarnya, semoga mereka diberi kekuatan lahir dan batin untuk menerima ujian ini,” sambung Kamad.
Gunawi koordinator Kotak Peduli Gempa dan Tsunami melaporkan hasil dana yang terkumpul sebesar 4,9 juta rupiah. Dana tersebut selanjutnya akan disetorkan ke Kantor Kementerian Agama Kota Semarang untuk diteruskan ke Tim Bencana Kanwil Kemenag Provisi Jawa Tengah (sby-ch/gt).