Ungaran – Alqur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW sebagai pegangan hidup. Untuk itu, sudah seharusnya sebagai seorang guru PAI yang notabene adalah ustadznya sekolah, harus mampu menjadi pionir dalam mengajarkan anak didiknya belajar membaca Alqur’an sejak dini. Sadar akan hal tersebut, KKG PAI Kab.Semarang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Semarang mengadakan kegiatan Training Of Trainer (TOT) Pembelajaran Baca Alqur’an Secara Cepat Dengan Metode Tarsana di PP PAUDNI Ungaran, Kamis (16/03).
Kegiatan yang dilaksanakan mulai jam 08.00 WIB ini diikuti oleh 536 guru PAI se-Kab.Semarang mulai jenjang TK, SD, SMP, SMA dan SMK. Dengan menghadirkan Trainer KH.Syamsudin Mustaqim dari Ngawi Jawa Timur, tampak peserta training antusias mendengarkan materi yang disampaikan.
Metode Tarsana adalah metode belajar membaca Alqur’an yang terdiri dari unsur tartil, sari’ dan nagham. Tartil sendiri adalah membaca dengan jelas dan tenang, mengeluarkan huruf dari makhrojnya dengan memberikan sifat asli maupun sifat yang berubah serta memperhatikan makna ayat. Lebih jelasnya, membaca tartil adalah membaca dengan tidak tergesa-gesa.
Selanjutnya, metode sari’ artinya cepat. Karena metode Tarsana dimulai dengan pengenalan huruf satu persatu yang diucapkan oleh ustadz kemudian ditirukan oleh para siswa, di situ otak kiri bekerja. Kemudian otak kanan digerakkan dengan memberikan irama lagu Alqur’an pada huruf-huruf yang dibaca tadi. Dengan begitu, para siswa lebih mudah memahami dan menghafal huruf-huruf hijaiyah dan sekaligus belajar lagu Alqur’an dengan cepat dan benar. Sedangkan Nagham artinya lagu atau irama. Dengan variasi nada suara yang teratur dan harmonis tanpa menyalahi hukum bacaan tajwid, pembelajaran menjadi semakin menarik dan menyenangkan.
Taufiqurrahman selaku Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam sekaligus mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang pada kegiatan tersebut sangat mengapresiasi kegiatan yang dipelopori oleh KKG PAI ini. Menurutnya, semakin menarik dan mudah mempelajari Alqur’an, semakin besar kemauan siswa untuk mau belajar membaca dan menulis Alqur’an.
“Dengarkan, rasakan dan praktekkan,” pesan Taufiqurrahman. (shl/gt)