Semarang, Jumat (25/3/2022) MIN Kota semarang melaksanakan program minum obat cacing bersama bagi peserta didik di lingkungan madrasahnya.
Minum obat cacing bersama di lingkungan madrasah merupakan program Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pukesmas Gunungpati.
Keceriaan pun terpancar dari setiap sudut mata peserta didik MIN Kota semarang.
Sri Hidayati selaku pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) MIN Kota semarang menyampaikan bahwa obat cacing diberikan kepada seluruh siswa SD/MI yang ada di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati. Pemberian obat cacing ini bertujuan untuk membebaskan anak-anak dari penyakit cacingan.
“Penyakit cacingan lebih sering menyerang anak balita dan anak-anak Sekolah Dasar (SD). Ada beberapa faktor penyebab cacingan seperti buruknya atau kurang terjaganya sanitasi lingkungan, kebiasaan buruk Buang Air Besar (BAB) sembarangan, tidak memotong kuku, sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) yang kurang memenuhi syarat, serta kebiasaan tidak menggunakan alas kaki dan personal hygiene yang tidak bersih dan sehat,” tutur Sri Hidayati.
Sebelum pemberian obat cacing pada peserta didik, petugas kesehatan dari Puskesmas Gunungpati memberikan pengetahuan kepada petugas UKS tentang penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan oleh cacing, serta bagaimana cara pemberian obat cacing yang benar.
“ Dosis untuk anak usia 12-13 bulan sebanyak ½ tablet, sedangkan untuk anak usia 24-59 bulan adalah 1 tablet. Begitu pula bagi anak usia PAUD, TK/RA, SD/MI adalah 1 tablet pula,” tutur Sri Hidayati menirukan petugas kesehatan.
Pada bagian lain, Sri Marginingsih selaku guru kelas 2c menyampaiakan bahwa sebelum meminumkan obat cacing, iya memastikan peserta didiknya telah makan.
Ia juga menginformasikan bahwa tak seorang anak pun yang meolak pemberian obat cacin, serta dengan senang hani meminum obat tersebut.
“Merekan mudah meminum obat cacing yang dibagikan, karena rasanya tidak pahit, bahkan anak-anak mengunyahnya seperti makan permen,” ujarnya.
Nadzib selaku Kepala Madrasah bersyukur kegiatan ini berjalan dengan lancar. Ia menyampaikan kepada wali kelas untuk melakukan pemantauan pada WhatsApp Group kelas masing-masing, jika ada keluhan dari siswa atau orang tua murid,” tutur Nadzib.(FW/NBA/bd)