Islam Mengajarkan Kedamaian, Bukan Kekerasan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Karanganyar – Akhir-akhir ini kerap sekali stigma negatif dilekatkan kepada Agama Islam oleh mereka yang belum mengenalnya, baik dari kalangan non muslim atau bahkan kalangannya sendiri. Hal ini mungkin dipicu oleh sebagian orang muslim yang melakukan kekerasan atas nama agama, padahal tindakan seperti itu hanya dilakukan oleh segelintir orang yang belum memahami keyakinannya secara utuh, dan tentunya hal tersebut tidak mewakili kebanyakan orang Islam.

Dalam sebuah acara Orientasi Kerasulan Awam yang diselenggarakan Penyelenggara Katolik, Kasubbag TU Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, Drs. H. Wiharso, MM. menyampaikan materi tentang Da’wah Dalam Perspektif Islam. Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Sarila, Surakarta mulai hari Jum’at – Senin, 17 – 20 Oktober ini diikuti oleh 40-an Aktivis Rasul Awam (Orang yang aktif dalam pelayan hidup menggereja).

Kesempatan ini tentunya tidak disia-siakan oleh Wiharso untuk mengenalkan Islam yang sebenarnya, agar stigma negatif Agama Islam dari kalangan pengikut Katolik dapat diminimalisir. Mengawali pembicaraannya, mantan Kepala KUA ini menjelaskan bahwa dakwah yang dilakukan oleh orang muslim sepenuhnya untuk mendidik masyarakatnya ke jalan yang baik, serta dilakukan tanpa kekerasan dan paksaan.

Lebih lanjut, Wiharso mengatakan bahwa Islam mengajarkan umatnya agar bersikap lemah lembut dalam berdakwah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Thaha ayat 43-44 yang mengatakan bahwa, “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah-lembut, mudah-mudahan ia ingat dan takut”.

“Bahkan terhadap Fir’aun yang sangat kejam dan menganggap dirinya Tuhan saja, Islam mengajarkan untuk bersikap lemah lembut, apalagi terhadap umatnya yang tidak seburuk itu”, ucapnya.

Menanggapi pertanyaan beberapa peserta orientasi tentang kekerasan dan tindak anarkis yang dilakukan oleh segelintir orang Islam atas nama agamanya, Wiharso menjawab bahwa hal tersebut mereka lakukan karena belum memahami agama Islam secara menyeluruh, sehingga tidak sesuai dengan visi Agama Islam untuk menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin, membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semesta alam.

“Islam mengajarkan cara damai, sopan, santun, etis, dan menyenangkan. Islam tidak mengajarkan kekerasan, sikap kasar, ataupun menyakiti orang lain. Islam tegas dalam dua hal : perang dan penegakkan hukum”, tambahnya dengan tegas. (Hadi)