Jemaah haji Purworejo tiba di Pendopo Agung kabupaten

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purworejo – Ekspresi gembira terpancar jelas di wajah 412 jamaah haji Kab.Purworejo pada acara Penerimaan Jamaah Haji Kab. Purworejo tahun 1436 H/ 2015 M. Kembali dipertemukan di Pendopo Agung Kab. Purworejo, jamaah haji kini sudah bernapas lega dan suka cita karena telah menyandang haji dan hajjah.

Belum lepas dari ingatan kita, runtutan tragedi menguji pelaksanaan ibadah haji di musim haji tahun ini. Berawal dari tragedi crane hingga tragedi Mina telah menewaskan ratusan jamaah dari Indonesia. Tercatat 54 jamaah haji Indonesia menjadi korban dalam tragedi Crane terdiri dari 12 korban wafat dan 42 korban luka. Sedangkan 129 warga negara Indonesia yang meninggal dunia akibat tragedi Mina terdiri dari 124 jenazah jamaah haji Indonesia dan 5 jenazah WNI yang bermukim di Arab Saudi.

“Puji syukur wajib dipanjatkan setiap jamaah haji Kab. Purworejo dan keluarganya, karena tak ada satu pun jamaah haji Purworejo yang menjadi korban tragedi crane dan tragedi Mina,” ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purworejo dalam laporannya.

Pelaksanaan ibadah haji sejak pemberangkatan hingga pemulangan berjalan dengan lancar. 412 jamaah Kab. Purworejo telah pulang dengan selamat. Sebanyak 238 jamaah kloter 38 dan 170 orang jamaah kloter 39 telah kembali ke pelukan keluarga pada 14 Oktober. Selain itu, terdapat 4 jamaah haji tanazul (keluar dari kloter) dan dipulangkan bersama kloter lain, yakni H. Muhammad Darwis bin Jazid Muhdi dan Hj. Wagini binti Wongso tanazul pada 7 Oktober 2015 serta H. Bastomi bin Dimyati pada 11 Oktober 2015 dan H. Toto Sukijo bin Tjokro Dinomo pada 18 Oktober 2015.

Hingga berita ini diturunkan masih terdapat dua jamaah Kab.Purworejo yang terpaksa harus dirawat di tanah suci karena sakit, yakni H. Amat Kasiadi bin Kasiani warga Grantung RT 02/02 Bayan dan Hj. Siti Falimah binti Nurudin warga Lubangindangan RT 03/02 Butuh.

Para jamaah kemudian mendapat uraian hikmah dari Kyai H. Abdul Hadi. Dalam mauidhoh hasanah-nya beliau menyampaikan bahwa menjadi haji mabrur merupakan suatu pencapaian tersendiri. Untuk dapat berangkat haji sudah ada syarat-syarat kemampuan yang harus dipenuhi, baik mampu secara materi, lahiriah dan batiniah-nya.

Berbagai keutamaan mengiringi ibadah yang menjadi rukun kelima ini, seperti orang yang telah menunaikan ibadah haji diampuni dosa-dosanya layaknya bayi yang baru dilahirkan ibunya, doa-doanya mustajab, bahkan Allah pun sudah menjanjikan pahala dan balasan sepadan dengan kepayahan dan besarnya biaya yang dikeluarkan. (Azizah)