081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Kementerian Agama milik semua umat, bukan untuk umat tertentu

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Mungkid – Para pengelola vihara sebagai ujung tombak dalam membangun moral spiritual umat Buddha mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembinaan mental spiritual, moral dan etika umat Buddha. Perhatian dan pembinaan dari pemerintah sangat penting dalam usaha meningkatkan wawasan manajerial dan profesional dalam mengelola vihara beserta para umatnya. Salah satu kegiatan pembinaan dari pemerintah tersebut adalah Orientasi Pengurus Vihara Tahun 2015 di RM Mia Sari, Magelang, Kamis (26/11).

Orientasi berlangsung selama 2 hari, tanggal 26 s.d. 27 November 2015, diikuti oleh 40 orang Pengelola/Pengurus Vihara di kabupaten dan kota Magelang. Hadir dalam pembukaan kegiatan Kepala Kankemenag Kabupaten Magelang, Kudaifah, Penyelenggara Buddha, Heru Wiyanto, dan Ketua Panitia kegiatan, Ismadi. Ismadi selaku ketua panitia menyampaikan bahwa Orientasi Pengurus Vihara sangat penting sebagai upaya memberikan pemahaman terhadap kebijakan Kementerian Agama dalam kegiatan pembinaan kerukunan umat beragama. Melalui kegiatan ini diharapkan para pengelola/pengurus vihara dapat meningkat wawasan dan pemahaman terkait regulasi dan teknik manajerial mengelola lembaga keagamaan Vihara.

Sementara itu, Kepala Kankemenag Kab. Magelang Kudaifah, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan orientasi bagi pengurus Vihara sebab kegiatan tersebut memberikan pencerahan dalam kegiatan beragama dalam bingkai NKRI.

“Masyarakat masih salah dalam memahami Kementerian Agama. Selama ini masyarakat masih beranggapan bahwa Kementerian Agama masih mengurusi agama Islam saja, sehingga seakan-akan Kementerian Agama hanya milik umat Islam. Padahal Kementerian Agama juga mengurusi umat yang lain seperti umat Kristen melalui Penyelenggara Kristen, umat Katolik melalui Penyelenggara Katolik, dan umat Buddha melalui Penyelenggara Budda,” jelas Kudaifah.

Menyikapi tindak kekerasan atas nama agama yang akhir-akhir ini terjadi, Kudaifah menyesalkan adanya tindakan tersebut. Menurutnya, selaku umat beragama berkewajiban untuk mewujudkan ketaatan beragama sehingga dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri, sejahtera lahir dan batin.

“Umat Buddha sudah menciptakan keharmonisan umat beragama di wilayah Magelang,” ucap Kepala Kankemenag mengapresiasi peran umat Buddha selama ini.

Kudaifah mengajak para peserta untuk menjadi umat yang pemaaf. Meningkatnya kualitas beragama seseorang dapat dibuktikan dengan meningkatnya ketaatan terhadap agama yang diyakininya. Dengan demikian ia akan semakin santun dan memberikan penghormatan kepada orang lain. Kemerdekaan yang telah diraih selama ini merupakan anugerah Tuhan YME dan komitmen bersama para pendahulu yang diperjuangkan di atas perbedaan suku, ras, dan agama, sehingga setiap umat wajib mewujudkan keselarasan melalui kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah.

“Selaku pengurus vihara pasti mempunyai budi luhur, selalu berkorban untuk kepentingan umat, dan semoga ini mendapat balasan dari Tuhan YME,” ucap Kudaifah. (m45kuri)