Kunjungan Ke Pondok Pesantren An Nur 02 Malang

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Malang – Dua santri maju ke depan para tamu, mereka langsung bercakap-cakap dalam bahasa Arab. Alih-alih canggung dan kikuk, keduanya tampak fasih mempraktekkan percakapan bahasa asing tersebut, tanpa bantuan dari siapapun.

ketika salah satu tamu memberikan pertanyaan terkait gramatikal (nahwu), mereka pun lancar menjawabnya. Sontak aplaus dari seluruh tamu menggema di ruangan tersebut.

Keduanya adalah santri ponpes An-Nur 2 Bululawang Malang yang baru duduk di kelas 2 SMP, saat seremoni penyambutan rombongan peserta studi banding Kelompok Kerja Madrasah (KKM) MI Kota Semarang, di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) An-Nur 2, Bululawang Malang, 11 Februari 2017.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang, Bapak Muh. Habib selaku pemimpin Pembina KKM menyatakan apresiasi pada penampilan tersebut, “Luar biasa, santri SMP sudah bisa berbicara Bahasa Arab, bahkan bisa menanggapi hadirin,” ungkapnya. Beliau mengaku bangga, menyaksikan perform para santri tersebut, bahkan merasa ingin mondok lagi.

Setelah kunjungan dari Malang ini, diharap rombongan yang terdiri dari Kasubag Tata Usaha, Kasi Pendidikan Madrasah, pengawas, kepala madrasah, perwakilan guru di lingkungan kantor Kementerian Agama kota semarang tergugah, selanjutnya bisa mengimplementasikan program-program unggulan di ponpes tersebut pada madrasah masing-masing.

KH. Fathul Bari, perwakilan dari Pondok Pesantren tersebut menyatakan kegembiraannya menyambut rombongan. “Kami merasa belum pantas dikunjungi,” ujarnya merendah.

Ponpes ini didirikan Kyai Anwar Nur pada tajun 1979. Nama beliau selanjutnya diabadikan menjadi nama pesantren. Pemilihan nama tersebut mengandung makna betapapun sekarang dianggap maju, namun tetap mengingat penggagas utama. Juga mengingatkan agar para anak mengingat orangtua atau Birrul Walidain.

Maka tak heran, di ponpes ini setiap hari santri diwajibkan mengamalkan Wirid Birrul Walidain, ditujukan khusus untuk mendoakan kedua orangtua. “Karena sesukses apapun ridak berarti tanpa mendapatkan ridla orangtua,” jelas kyai Fathul.

Jumlah Santri yang menimba ilmu di ponpes tersebut sekitar 6.000 anak. Lembaga pendidikan yang dikelola ponpes An-Nur diantaranya MI NU, MTs, SMP, MA, dan SMA. Kesemuanya memperoleh prediket terakreditasi A.

Selain lembaga formal,  ponpes juga mengelola Madrasah Diniyah, Madrasah Salfiyah, Madrasah Tahfidz Al-Qur’an bahkan sudah ada Ma’had Aly Sekolah Tinggi Ilmu Kitab Kuning (STIKK).