Menag Menyapa Penyuluh

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (LHS) secara khusus meluangkan waktunya untuk lebih dekat dengan para penyuluh di beberapa Indonesia. Acara yang disajikan dalam tema “Menag Menyapa Penyuluh” dimotori oleh Direktorat Penerangan Agama Islam pada Direktorat Jenderal Bimas Islam seusai melakukan launching aplikasi berbasis online Sistem Informasi Penerangan Agama Islam (SIMPENAIS) dan e-kinerja Penyuluh di Auditorium Gedung Thamrin Jalan H.M. Rasjidi Jakarta, Selasa (03/05).

Dialog bersama Menag yang terbagi dalam dua sesi menampilkan para penyuluh dari 7 provinsi di Indonesia, menurut Kepala Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Ahyani menyampaikan bahwa Kanwil Jawa Tengah yang mendapatkan giliran pada sesi kedua telah menyiapkan dua orang penyuluh berprestasi untuk dapat berdialog langsung dengan Menag.

“Saudara ‘Aid Mustaqim Penyuluh Ahli Muda dari Kabupaten Cilacap sudah dikenal luas berkat perjuangannya bersama Kelompok Kerja Penyuluh (pokjaluh) dalam memberikan penyuluhan ke lembaga pemasyarakatan (lapas) di Nusakambangan Cilacap dan Azizah Herawati Penyuluh Ahli Muda dari Kabupaten Magelang merupakan Penyuluh Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah yang telah berhasil menorehkan prestasinya sebagai Penyuluh Terbaik III tingkat Nasional melalui Green Dakwah,” papar Ahyani saat dimintai keterangan di Ruang Video Conference Kanwil sebelum acara dimulai (03/05).

Empat menit menjadi waktu yang sangat berharga bagi ‘Aid dan Azizah dapat berdialog langsung dengan Menag, melalui peralatan Video Conference yang sekaligus dipancarkan secara langsung melalui live streaming live.kemenag.go.id mereka menyampaikan metode dan upaya yang dilakukan dalam memberikan penyuluhan, kendala yang dialami serta harapannya kepada Menag terhadap potensi penyuluh di Indonesia.

‘Aid Mustaqim menceritakan Pokjaluh yang ada di Kabupaten Cilacap, dalam upayanya memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada para penghuni lapas di Nusakambangan. “Kami membagi dalam 3 tim yang menangani 3 daerah binaan yakni Lapas Kelas IIa Kembang Kuning, Lapas Kelas IIa Narkotika dan Lapas Kelas IIb Nusakambangan, secara rutin 3-4 hari setiap minggu memberikan pembinaan dan penyuluhan di 3 tempat tersebut, problematika menghadapi penghuni lapas tidak menyurutkan langkah kami, berbagai upaya terus kita lakukan dalam rangka membekali mereka terhadap konsep agama yang seutuhnya,” ucap ‘Aid saat mendapatkan giliran dialog dengan Menag.

Sementara itu Azizah yang mengusung Green Dakwah dalam metode pendekatan dengan masyarakat sekitar lebih pada kepedulian terhadap lingkungan sebagai media pendekatan dengan obyek binaan. “Setiap kali pertemuan, masyarakat sebagai obyek binaan kita himbau untuk membawa sampah dan dikumpulkan, beberapa jenis sampah bisa didaur ulang dijadikan sebagai bahan kerajinan sedangkan sisanya dijual, Kami juga mengembangkan koperasi syariah di majelis taklim yang berfungsi memberikan kemudahan dan peningkatan kesejahteraan bagi anggota, langkah ini sudah diduplikasi di beberapa titik binaan sekita Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang,” jelas Azizah melanjutkan. 

Di akhir sesi, Menag menghimpun segala harapan dan asa para penyuluh yang disampaikan pleh 7 perwakilan penyuluh di wilayah Indonesia, Beliau sangat memberikan apresiasi yang tinggi atas perjuangan para penyuluh di masing-masing wilayah dengan segala lika-liku persoalan dan kendalanya. Harapannya, ke depan Kementerian Agama akan berupaya membuat regulasi untuk pemberdayaan dan peningkatan status dan kesejahteraan penyuluh.

“Saya sudah melihat dan mendengar secara langsung perjuangan, pelayanan, kendala dan harapan dari bapak/ibu penyuluh semuanya, Kementerian Agama melalui Ditjen Bimas Islam akan berupaya menyusun regulasi untuk penguatan dan pemberdayaan penyuluh, untuk lebih memantapkan perjuangannya dalam upaya mewujudkan visi dan misi Kementerian Agama dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang taat beragama melalui peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama,” tutur Lukman Hakim Saifuddin mengakhiri dialognya dengan para penyuluh. (gt/gt)