Mustain : Peningkatan kesejahteraan pegawai dan guru akan menjadi prioritas

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Karanganyar – Seluruh Guru dan Pegawai MTs se Kabupaten Karanganyar pada hari Kamis, 15 Januari 2015 berkumpul di Masjid Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Karanganyar dalam rangka pembinaan. Sejatinya pembinaan tersebut akan diisi oleh Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Ahmadi, namun karena ada kepentingan di Banjarnegara, maka perannya digantikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, Musta’in Ahmad.

Dihadapan ratusan guru dan pegawai yang hadir, Musta’in menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

“Kesejahteraan pegawai termasuk guru didalamnya akan terus kita tingkatkan. Tunjangan profesi dan tunjangan kinerja akan kita bayarkan setiap bulan, kecuali ada sesuatu hal yang memang mengharuskannya dirapel. Tentunya dengan cara-cara yang benar, jelas dan payung hukum yang pasti melalui sistem yang sudah ada. Sistem yang ada pada Kementerian Agama ini sudah bagus, tinggal dijalankan saja dengan prosedur yang benar”, ujarnya.

Kesejahteraan yang dimaksud benar adanya, saat ini pegawai Kementerian Agama sudah mendapatkan tunjangan kinerja yang dibayarkan mulai pertengahan tahun 2014. Disamping itu, proses impasing guru swasta yang mendapatkan tunjangan kinerja di Kementerian Agama pun sedang berjalan.

Selanjutnya Musta’in menjelaskan tentang 5 nilai budaya kerja yang harus dimiliki oleh seluruh guru dan pegawai di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar.

“Sifat dasar manusia itu kalau sudah merasa nyaman dalam satu posisi, akan merasa sulit dan enggan untuk merubahnya. Padahal setelah menjadi kebiasaan, hal tersebut akan dinikmatinya. Semua hal pasti akan berubah, kalau kita tidak mau beradaptasi dengan perkembangan zaman, kita akan tertinggal dan menjadi terbelakang”, tegasnya.

“Saat ini Kementerian Agama memiliki 5 nilai budaya kerja yang harus dimiliki oleh seluruh pegawai termasuk guru, yaitu: Integritas, Profesionalitas, Inovatif, Tanggungjawab dan Keteladanan. Budaya kerja itu dapat kita aplikasikan kalau kita merubah kebiasaan buruk yang ada selama ini. Jadi tugas kita sekarang adalah mengalahkan diri sendiri, sisi-sisi buruk kita”, lanjutnya.

Budaya kerja kerap dikampanyekan oleh pimpinan di lingkungan Kementerian Agama, baik Menteri, Kakanwil, hingga Kepala Kantor. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengubah sikap dan perilaku aparatur negara menuju tata kerja yang teratur, rapi, bersih dalam menggapai peningkatan produktivitas dan kualitas kerja, agar pencitraan aparatur Kementerian Agama yang mengemban misi pembinaan moral keagamaan bangsa menjadi lebih baik dan berwibawa. (Hadi)