081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

NATAL 2017, HARMONIS DAN KESEDERHANAAN

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

NATAL 2017, HARMONIS DAN KESEDERHANAAN Jakarta, (Pinmas), Keanegaragaman Ras, Suku dan Agama di negara Indonesia adalah menjadi keniscayaan bangsa Indonesia. Sebab dengan Kebhinekaan, keaneragaman ternyata membawa kekuatan yang sangat tinggi dan sekaligus menjadi potensi untuk pembangunan nasional.

Negara memfasilitasi untuk semua umat beragama dalam beribadah sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing, sekaligus sebagai bukti pengabdian/ibadah sosial adanya system perayaan di setiap agama.

Di arena acara konferensi pers di arena Workshop Jurnalistik Pinmas Kemenag RI (11/11), di Lantai 2 Gedung Sekjen Kemenag RI, Pontus Sitorus Sekretaris bimas Kristen Kemenag RI; menyatakan dan menghimbau hendaknya dalam rangkan menjelang perayaan hari raya natal tahun 2017 harus mempunyai maksud untuk merawat kerukunan antar dan inter umat beragama”, tandasnya.

“Pontus Torus, menjelaskan bahwa perayaan umat kristiani secara nasional akan tetap dilakukan secara meriah seperti tahun sebelumnya”, jelas Pontus.

Namun yang perlu diketahui, lanjut Tompul; “bahwa Yesus Kristus itu juru selamat” mengapa demikian, sebab makna juru selamat itu adalah termasuk melaksanakan perayakan yesus kristus itu dipahami tempat pengampunan dosa bagi setiap umat kristiani, walaupun pengampunan dosa itu harus setiap saat”, jelasnya.

Menjaga Harmonis

Sekretaris Bimas Kristen; “menghimbau perayaan nasional natal harus tetap menjaga ketertiban dan ketenangan, maka jangan happy-happy, natal itu kesederhanaan”, jelas Pontus S. Dan sesuai rencana natal tahun 2017 akan dilaksanakan di dua tempat yaitu; di kota Holok, Sanggul Asundutan, Sumut (26/12) dan Minahasa, Sulawesi Utara,(27/16) dan Presiden akan mendatanginya.

Lanjut Torus, “menejelaskan terkait panitia perayaan tetap berdasarkan dari Menag, dan sesuai tema “telah lahir bagimu juru selamat kristus Tuhan” atas dasar dan usulan musyawarah, organisasi gereja, tokoh agama, dan ormas Kristen”.

Yang terpenting dilingkungan umat Kristiani, kata Pontus Sitorus; “seperti merespon adanya radikalisme, kekhawatiran lainnya, maka kami juga tetap melibatkan komponen TNI, Polri, segenap lapisan dan tetap menjaga ketenangan”. Sebab menurut Pontus, merayakan ini juga kita isi dengan beberapa agenda sosial keagamaan seperti memberikan program besiswa, membantu tempat ibadah, dan lembaga sosial lainnya, pungkas Pontus.(ali)