Saatnya Santri aktif dalam Pembangunan Ekonomi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang — Santri merupakan generasi bangsa yang harus turut berperan dalam pembangunan, utamanya di tingkat desa. Dana desa sebesar Rp 1 miliar yang dikucurkan oleh pemerintah hendaknya direalisasikan untuk pembangunan bersifat produktif yang turut melibatkan santri.

Hal tersebut dikemukakan pula oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan ketika mengadakan silaturahim dengan KH Maimoen Zubair di pondok pesantren Al-Anwar desa Karangmangu Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Selasa (02/02). Kunjungan Luhut tersebut turut dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah didampingi oleh Kasi pendidikan Diniyyah dan Pondok Pesantren, Musthofa.

“Bupati bisa memerintahkan perangkat Desa untuk melibatkan santri dalam membangun dan membina desa. Sehingga dana satu miliar lebih ini tidak disalah gunakan, tetapi untuk program-program yang produktif,” tuturnya.

Pembangunan produktif itu, lanjut Luhut, misalnya untuk pendirian atau pengembangan koperasi dan peternakan. Atau program-program lain yang santri bisa turut serta untuk menyusunnya. Para santri diharapkan bisa menjadi individu yang produktif, terlebih jika sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Jangan sampai tuan rumah justru menjadi budak di rumah sendiri, mengingat kompetisi SDM pada saat MEA semakin ketat.

Ditegaskan Luhut, kesuksesan seseorang tak dilihat dari latar belakang keluarga atau ekonominya. Namun yang terpenting adalah keinginan kuat untuk sukses dan terus belajar, kerja keras, dan disiplin. Purnawirawan TNI itu juga menceritakan bahwa dirinya yang berasal dari keluarga sederhana. “Bapak saya seorang sopir Bus dan ibu saya tidak tamat SD. Tapi saya bisa sukses ke posisi yang sekarang ini,” kenangnya.

Selain radikalisme dan narkoba, dan peran santri dalam pembangunan, Luhut juga berpesan kepada para santri untuk memanfaatkan kesempatan menimba ilmu di pesantren dengan sebaik-baiknya dan meneladani sosok Mbah Maemoen.

Menurutnya, Mbah Maemoen adalah salah satu pilar persatuan dan kesatuan bangsa. Sosok Mbah Moen yang pintar, cerdas dan berhati baik, merupakan kombinasi yang dibutuhkan para generasi muda untuk membangun bangsa Indonesia.—(Shofatus Shodiqoh/gt)