Wawasan Islam Rohmatan Lilalamain Perspektif Multikultural bagi Siswa SMA/SMK

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Temanggung – Akhir-akhir ini di Negara Indonesia banyak terjadi kejadian-kejadian yang menjadikan disintegrasi bangsa yang disebabkan oleh adanya pemahaman ajaran agama Islam yang sempit, sehingga muncul kelompok-kelompok Islam radikal yang menganggap kelompok Islam dan agama lain-lainnya salah dan sesat serta memaksakan kehendak agar mengikuti kelompoknya.

Menyikapi perkembangan situasi dan kejadian-kejadian yang ada, Seksi Pendidikan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung bertempat di Rumah Makan Omah Kebon menyelenggarakan kegiatan Workshop Rohmatan Lil’alamin bagi siswa SLTA Kabupaten Temanggung, Kamis (30/03). Kegiatan ini di buka langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, Saefudin sekaligus sebagai narasumber. Selain Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung sebagi nara sumber,  juga menghadirkan Ketua FKUB Kabupaten Temanggung. Sedangkan peserta yang hadir adalah 50 siswa perwakilan pengurus Kerohanian Islam (Rohis) SMA/SMK se Kabupaten Temanggung.

Saefudin dalam sambutannya menegaskan, ini merupakan program dari Kementerian Agama dalam rangka agar semua warga negara, yang beragama apapun di Indonesia hidup dengan rukun saling menghargai dan toleransi. “Dimana hidup rukun saling menghargai dan toleransi dimulai dari dunia pendidikan, karena siswa nantinya sebagai penerus bangsa,” ungkapnya.

Lebih lanjut Saefudin saat memberikan materi menerangkan kegiatan ini sangat penting sekali, untuk memberikan bekal dan pemahaman kepada para siswa SMA/SMK terhadap ajaran Islam yang benar dan universal yang memberikan rahmat bagi seluruh alam, sehingga siswa tidak terjerumus dan mengikuti kelompok Islam radikal yang menghalalkan segala cara dan memaksakan kehendak untuk mengikuti kelompoknya dengan melakukan tindak kekerasan seperti bom bunuh diri, dan lain-lain.  Selain itu memberikan pemahaman Islam yang komplek dan Indonesia yang multikultur punya ciri dan karakteristik yang lain-lain serta punya adab yang berbeda-beda, terangnya.

Harapan kami, “siswa akan lebih paham perilaku multikultural dan toleransi dalam membentuk karakter yang lebih baik, untuk diterapkan di sekolah, masyarakat dan kehidupan sehari-hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan oleh pemateri Ketua FKUB Kabupaten Temanggung, KH. Faizun, walaupun kita hidup di antara perbedaan suku, ras dan agama, tapi kita harus menjunjung tinggi toleransi keagamaan dan wawasan nasional. Islam itu bukan untuk sekelompok orang tapi itu untuk seluruh umat manusia dalam kehidupan sehari-hari, Islam menghormati agama lain karena agama Islam mengajarkan keselamatan kepada semua orang, tanpa harus mengkotak-kotakkan satu dengan yang lain. Kualitas amal dan ibadah harus terus ditingkatkan agar keislaman kita semakin baik dan bermanfaat bagi banyak orang, pungkasnya.(sr/Af)