Pemantapan Manasik Berbasis Qalbu dan Melestarikan Haji Mabrur

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Pemantapan Manasik Berbasis Qalbu dan Melestarikan Haji Mabrur, itulah tema yang disampaikan oleh DR. H. Abdul Kholiq, MT pada kegiatan Bimbingan Manasik Calon Jemaah Haji (CJH) Kota Semarang ke-2, Sabtu (15/07). Pada awal paparannya, mantan Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah ini memberikan waktu lima menit kepada semua CJH untuk berkenalan dan minta maaf kepada jemaah yang duduk di dekatnya masing-masing.

Materi disampaikan dengan diselingi lantunan talbiyah dan shalawat bersama sekitar 2.000 CJH yang memadati auditorium Kampus III UIN Walisongo Semarang pagi itu. Abdul Kholiq yang juga pengajar UIN Walisongo memahamkan kepada CJH bahwa agar perjalanan menunaikan rukun Islam kelima diberikan kelancaran, kemudahan dan kesehatan oleh Allah SWT, kepada CJH sebelum berangkat ke tanah suci sebagai tamu Allah SWT disarankan untuk memohon maaf kepada orang tua, saudara, tetangga dan handai taulan.

“Waktu yang tersisa ini pergunakanlah untuk mendekatkan diri pada Allah SWT, berdo’a sungguh-sungguh insyaAllah akan dikabulkan Allah SWT. Perbanyaklah ibadah, berjanji tinggalkan yang mungkar dan selalu dekat dengan Allah SWT,” pesannya.

Selama berada di tanah suci, ia berpesan agar jemaah haji berdo’a dengan khusyu’, terlebih di tempat-tempat mustajab. Berdo’alah untuk diri sendiri, keluarga, tetangga, teman, dan yang lainnya.

“Selama di tanah suci, ojo mikir awake dhewe, jangan egois,” tegas Kholiq. Ibadah haji dibagi dalam beberapa regu dan rombongan sehingga semuanya harus saling menghargai, menghormati dan bekerjasama satu sama lain.

Sebagai upaya pelestarian haji mabrur, setelah selesai menunaikan ibadah haji dan sekembalinya di tanah air, ia memberikan beberapa tips untuk melestarikan kemabruran haji. “Selalu bersifat sabar, tawadhu’ dan tawakkal. Disamping itu perbanyaklah amal ibadah, berlatih zuhud meninggalkan gemerlap dunia dan mengharap ridho Allah SWT,” urainya. Beberapa amalan lain yang harus dijalani, antara lain menebarkan salam, perdamaian, bersikap ramah dalam ucapan, peduli kepada sesama fakir miskin dan anak yatim.

Mengakhiri paparannya Abdul Kholiq menyampaikan sebuah Hadist Rasulullah SAW riwayat Bukhori yang artinya, “Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat wajah dan hartanya akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal dan perbuatannya.”
Makna dari Hadist ini adalah kemuliaan seorang hamba di sisi Allah SWT bukanlah dilihat dari sisi lahiriyahnya seperti rupa yang cantik, tampan atau harta yang berlimpah akan tetapi Allah SWT hanya melihat seseorang dari sisi amal perbuatan, keikhlasan hati, tawakkal dan ketaatannya kepada Allah SWT.

Disamping menerima materi Pemantapan Manasik Berbasis Qalbu dan Melestarikan Haji Mabrur, pada kegiatan tersebut kepada CJH juga diberikan materi Keselamatan Penerbangan disampaikan Heru Pratama Sales Representation PT Garuda Indonesia.(ch/gt)