Masuki Tahun Baru Islam Dengan Muhasabah dan Hijrah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Tahun baru Islam Hijriah berdasarkan sejarah di mulai sejak Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, dan bulan awal ditandai dengan masuknya bulan Muharam. Untuk tahun ini telah mamasuki tahun baru 1439 H sesuai penganggalan Islam. Bulan ini 1 Muharam jatuh pada hari Kamis (20/09) yang diperingati umat Islam di Indonesia.

Masyarakat kabupaten Banjarnegara merayakan dengan pengajian bada (selesai) sholat Magrib di Masjid At Taqwa-Gayam Lantai 2 kecamatan Banjarnegara setelah kegiatan Rampak Bedug sebagai penanda akhir bulan Dhulhijah dan masuk bulan Muharram. Sholat magrib di pimpin oleh KH. Ahmad Sukron dilanjutkan pembacaan Doa Awal Tahun dan Tausiah menyambut tahun baru Islam ini.

Kegiatan dihadiri Wakil Bupati Banjarnegara-Syamsudin, DRPD kabupaten, Forkompinda, Camat dan Lurah sekabupaten, UPT Dindikpora sekabupaten, Danramil, Kementerian Agama, Kepala KUA Kecamatan,  Penghulu, Penyuluh Fungional, Kepala Madrasah-Diniyah-Pondok Pesantren, Ketua majelis taklim pengasuh Pontren, Takmir masjid serta undangan masyarakat Banjarnegara yang bisa hadir.

Memasuki Tahun Baru 1439 H, untuk diisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan tidak dengan hura-hura apalagi perbuatan maksiat. Tahun baru Islam seyogyanya dimaknai dengan rasa syukur dan muhasabah, KH. Ahmad Sukron mengawali Tausiahnya.

Banyak sekali kenikmatan yang diperoleh oleh manusia, tentunya itu menjadikan kita lebih bersyukur. Dan apapun yang diberikan kepada manusia seluruhnya gratis, tinggal bagaimana manusia memaknainya dan memanfaatkan yang diberikan dengan niat Ibadah karenaNYA.

Tahun baru juga sebagai Muhasabah atau Introspeksi diri. Minimal ada 3 introspeksi diri yang perlu dilakukan manusia.

Yang pertama adalah Muhasabah terhadap “umur”, apa yang dilakukan terhadap umur atau hidup selama di dunia. Banyak manusia hidup tetapi tidak memahami arti hidup. Jangan “yang penting hidup”, tapi yang benar adalah “Hidup yang penting”, sebagaimana di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW yakni, isilah aktivitas sehari-hari yang ada artinya, waktu 24 jam sehari jangan disia-siakan dengan hanya perkara yang tidak bermanfaat dan sedikit juga dan harus diniati ibadah kepadaNYA.

Dalam bekerja, beraktivitas dan melakukan kewajiaban seperti ASN, diharapkan keuntungan dan pahala harus menyertai disertai niat-doa menjemput rizkiNYA dan untuk beribadah dan mengharap ridloNYA. Disini kecerdasan manusia terlihat bagaimana dia memanfaatkan waktu, dan ini merupakan bentuk bersyukur.

Kedua Muhasabah terhadap “harta benda”, bagaimana cara mendapatkan dan memanfaatkan amanah Alloh tersebut dalam kehidupan.  Dipertanggung jawabkan bagaimana harta benda itu didapatkan serta untuk apa harta benda itu dimanfaatkan. Tentunya apa yang masuk dalam perut kita,  istri,  anak, keluarga diharapkan hasil dari yang bersih karena efeknya akan mempengaruhi jalan hidup.

Selanjutnya Muhasabah terhadap “Ilmu”, bagaimana ilmu yang didapatkan diamalkan. Selain itu Ilmu juga perlu disampaikan.  Jangan sampai ilmu jadi bumerang yang malah menyesatkan nanti di Yaumil akhir.

Tidak ketinggalan tahun baru sebagai media Hijrah. Hijrah dari yang buruk menuju yang baik, dari bermalasan menuju semangat, dan introspeksi dalam berbagai bidang agar meningkat, bertambah dan berkembang.

Pesan bagi generasi muda untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, jangan sampai masa muda di gunakan untuk foya-foya dan disia-siakan. Karena Pemimpin sekarang adalah pemuda lalu-Pemuda sekarang adalah pemimping masa depan, seperti dicontohkan oleh generasi muda dalam perjuangan kemerdekaan. “Presiden Sukarno juga termasuk generasi muda pejuang kemerdekaan” (Nangim/af)