Pendekatan Pembelajaran “STEAM” menjadi Prioritas di MTsN 3 Wonogiri

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri- Pembelajaran Abad 21 ditandai dengan semakin komplek dan canggihnya model-model pembelajaran. Pembelajaran yang baik mampu menjawab kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat dimasa yang akan datang.

Untuk itu MTsN 3 Wonogiri mengantisipasi dengan mengadakan In Servise Training ( IST ) penguatan proses pembejaran yang aktif, kreatif, inovativ dan menyenangkan. Training diikuti oleh semua pendidik dan tenaga pendidikan sejumlah 54 orang, bertempat di Aula MTsN 3 Wonogiri dengan mendatangkan fasilitator daerah Kab. Wonogiri yang tergabung dalam Tanoto Foundations berlangsung senin kemarin. IST dibuka oleh Kepala Kantor Kemenag Kab. Wonogiri dihadiri pula oleh Pengawas Madrasah dan segenap stake holder madrasah.

Menurut Kepala MTsN 3 Wonogiri, H. Supriyanto di hubungi di tempat kerjanya, Selasa pagi (16/10) menyampaikan bahwa dewasa ini perkembangan sains dan teknologi yang sangat cepat tak dapat dihindari, produk-produk berbasis pengetahuan (sains) sudah semakin banyak. Hal tersebut menuntut kemampuan siswa di masa depan agar menguasai tidak hanya sains dan teknologi tetapi juga seni (art) yang berhubungan dengan desain, kreativitas, dan inovasi. Pembelajaran yang berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) dapat membantu menstimulus kemampuan mereka menghadapi tantangan abad 21.

“Pada pembelajaran berbasis STEAM diharapkan menghasilkan produk yang merefleksikan kebutuhan masa depan atau deawasa ini” Jelas Joko Supriyanto

Lebih lanjut Joko Supriyanto menyampaikan bahwa kegiatan ini mempunyai disamping untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru juga menjadi salah satu kegiatan dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Adapun nara sumber merupakan para profesional pendidikan yang tergabung dalam Fasda Kab. Wonogiri yang bekerjasama dengan Tanoto Foundations yaitu Parmanto, Sri Hartini, dan Witono. Mereka memberikan paparan secara sistematis dan interaktif.

Menurut Parmantoselaku narasumber bahwa  pembelajaran berbasis STEAM dibutuhkan oleh siswa-siswi di Indonesia sebagai upaya untuk melatih kemampuan dan bakat mereka menghadapi masalah abad 21. Kompleksitas abad 21 dewasa ini menuntut kemampuan dari berbagai bidang, dan pembelajaran yang berbasis STEAM dapat menjadi persiapan dan latihan menghadapi semuanya. Desain, kreativitas, dan inovasi merupakan unsure art yang dipadukan pada yang awalnya STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) menjadi STEAM (penambahan unsur Art). (Mursyid/Heri/rf)