Pendidikan Karakter Harus Bersumber Pelajaran Agama

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purwokerto – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas melalui Penyelenggara Kristen mengadakan Workshop Peningkatan Mutu Guru Pendidikan Agama Kristen Tahun 2018 se-Kabupaten Banyumas, Kamis (11/10). Workshop dilaksanakan di Hotel Rosenda Baturaden Purwokerto selama dua hari.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kementerian Agama Kabupaten Banyumas (Imam Hidayat), Penyelenggara Kristen (Ayub Rulian Winarno), serta diikuti 25 guru Pendidikan Agama Kristen se Kabupaten Banyumas.

“Kementerian Agama memasuki era inovasi dan kompetensi, maka standar penyelenggaraan pendidikan harus lebih berkualitas. dalam standar mutu pendidikan nasional disebutkan ada delapan standar mutu, yaitu standar isi, standar proses, standar pembiayaan, standar sarana dan prasarana, standar kompetensi kelulusan, standar penilaian pendidikan, standar pengelolaan sekolah, dan standar pendidik dan tenaga kependidikan,” tutur Imam mengawali sambutannya.

Satu kata kunci dari standar mutu pendidikan diatas adalah standar kompetensi kelulusan. Dalam hal tersebut, maka mutu pembelajaran dan keberhasilan kualitas pendidikan sangat menentukan. Kualitas pendidikan diukur dari proses kegiatan belajar mengajar, materi yang baik, sarana dan prasarana yang baik, dan diiringi dengan baiknya metode guru dalam penyampaian materi.

Imam menambahkan bahwa selain aspek akademis, pendidikan karakter sangat dibutuhkan untuk era globalisasi saat ini dalam menjawab tantangan dan permasalahan bangsa. Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang didalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik. “Nah, disinilah pentingnya pendidikan karakter yang salah satunya bersumber pada pelajaran agama,” jelasnya.

Mengakhiri sambutannya, Imam menekankan bahwa semangat dalam mengajar adalah kunci dari segalanya. Guru dalam era kurtilas saat ini harus melakukan empat hal berikut : kerja keras, jadilah manusia pembelajar, bersikap lebih bijak, dan jangan sampai gagap teknologi. (lor/hk/bd)