Pengawas Harus Ikut Kawal Ujian Madrasah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kota Semarang, Moch Fatkhuronji, minta agar pengawas madrasah ikut mengawal ujian madrasah yang sebentar lagi dilaksanakan. Pengawas madrasah harus aktif membimbing para guru binaannya dalam membuat kisi-kisi dan soal ujian sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Permintaan tersebut disampaikan Fatkhuronji, saat rapat koordinasi dengan pengawas Kemenag Kota Semarang, membahas Ujian Kenaikan Kelas (UKK) dan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Daerah (UAMBD) tahun pelajaran 2018/2019, di ruang Pokjawas setempat, Kamis (30/1).

“Kisi-kisi yang dibuat harus mewakili isi kurikulum yang komponenannya jelas, rinci, dan mudah dipahami”, tegasnya.

Berdasar acuan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), kisi-kisi ujian yang disusun harus berdasarkan pada kriteria pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), dan kurikulum yang berlaku.

“Dari kriteria yang ditetapkan BSNP, selanjutnya menjadi acuan untuk menyusun indikator soal, mengembangkan, dan merakit naskah soal ujian”, imbuhnya.

Menurut Fatkhuronji, selain tugas pokok supervisi akademik dan supervisi manajerial, pengawas madrasah mempunyai tanggung jawab dalam membimbing para guru dan kepala madrasah binaan khususnya dalam pembuatan kisi-kisi dan soal ujian untuk UKK dan UAMBD.

Ditambahkanya, seksi Penma Kemenag Kota Semarang telah melaksanakan sosialisasi dan pelatihan penyusunan kisi-kisi UKK dan UAMBD kepada pengurus Kelompok Kerja Guru (KKG) MI Kota Semarang sejak 17 Januari lalu di MI Al Khoiriyyah 02 dengan menghadirkan narasumber, Sriyati, pengawas madrasah Kemenag Kota Semarang.

“Saya harap, pengawas ikut mengawal ujian madrasah agar sukses pelaksanaannya dan sukses lulusannya”, pintanya.

Sementara itu, Sriyati, dalam paparannya menjelaskan, ketika menyusun kisi-kisi dan merumuskan inkator soal harus memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang dapat diukur dengan menggunakan kata kerja operasional yang terukur pula, sehingga naskah soal yang dihasilkan mudah dipahami siswa sehingga kualitas soal menjadi absah sebagai alat ukur (valid) dan konsisten dapat dipercaya (reliable).

“Saya senang dengan kesungguhan para guru dalam pelatihan ini. Saya harap naskah soal ujian yang dihasilkan mempunyai derajad ketepatan dan kecermatan yang tinggi sebagai suatu alat ukur”, harapnya,

Kontributor: Sriyati/Amhal.