Penyuluh Agama Profesi Strategis Menjadi Insipator Kerukunan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – “Indonesia Rukun” adalah tema yang diusung oleh Kementerian Agama dalam memperingati 75 tahun Hari Amal Bhakti-nya ini dirasa sangat tepat digaungkan pada awal tahun 2021 ini. Di saat negara membutuhkan narasi-narasi harmoni ditengah hantaman narasi populis yang berpotensi memecah belah umat beragama, Kementerian Agama muncul memberikan jawaban.

Sebagaimana pesan terakhir Menteri Agama dalam pidato upacara HAB di Kemenag RI Jl. Lapangan Banteng Barat, Jakpus pada Selasa (5/1), bahwa  agama haruslah menjadi inspirasi pembangunan dalam berbangsa dan bernegara, maka demikian pula penyuluh agama, haruslah pula menjadi inspirator dan penggerak kerukunan di wilayah tugasnya masing-masing, tutur Syarif Hidayatullah, selaku Ketua Pokjaluh.

“Penyuluh Agama sebagai profesi strategis agar bisa menjadi inspirator kerukunan  harusnya dibekali berbagai ketrampilan seperti mediasi konflik, moderasi beragama dan kegiatan yang menunjang lainnya agar dapat memberikan peran optimal kepada masyarakat”, imbuh penyuluh yang juga sebagai Sekretaris FKUB Kota Semarang ini.

Dengan adanya penghargaan tingkat nasional Harmony Award 2020 dari Menag kepada FKUB Kota Semarang, Syarif semakin termotivasi untuk melakukan diseminasi moderasi beragama, baik secara literasi dengan menebar narasi-narasi perdamaian, persaudaran dan toleransi, maupun secara aplikatif dengan menciptakan inovasi-inovasi kegiatan agar mudah dipahami terserap oleh pemuka agama, pemuka masyarakat, pemuka adat, pemuda bahkan anak-anak.

Harapan ke depan, sinergi antara FKUB, kemenag, pemkot, LSM pegiat toleransi dan masyarakat akan lebih memperluas daya jangkau menyebar virus perdamaian guna mempermudah mengembalikan agama pada wajah aslinya, pungkasnya. (sh/rf)