Jarimatika sebagai Strategi Pembelajaran Di Masa Pandemi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – MI Cokroaminoto Gentansari mengadakan kegiatan pelatihan jarimatika tahap 1 dalam rangka peningkatan mutu guru dan siswa, Adapun kegiatan ini bertempat di salah satu ruang kelas MI Cokroaminoto Gentansari. Kegiatan tersebut diikuti oleh semua guru MI Cokroaminoto Gentansari yang berjumlah 8 orang ditambah 2 guru DA Cokroaminoto Gentansari yang berada dalam satu atap. (5/3)

Pada masa pandemi covid-19 ini, anak-anak belajar dirumah dan pembelajaran dilaksakan secara daring ataupun pembagian lembar kerja siswa, sehingga pencapaian kompetensi lulusan kurang maksimal. Sekolah yang merupakan sarana belajar ditutup untuk sementara waktu sehingga anak-anak kesulitan memahami konsep materi pelajaran yang diajarkan termasuk muatan pelajaran matematika.

Beragam kesulitan yang muncul saat pembelajaran dilakukan secara daring maupun luring ini menjadikan suatu polemik yang harus segera diatasi, sehingga para guru merasa perlu adanya solusi dan terobosan baru yang mampu menjawab kegelisahan guru, siswa maupun orang tua siswa dalam pelajaran matematika dasar khususnya kelas 1 dan 2.

Jarimatika atau yang lebih dikenal dengan nama jarismart bukanlah suatu yang baru didalam dunia pendidikan. Namun penerapan jarimatika di MI Cokroaminoto merupakan sebuah terobosan yang harus diambil guna mengatasi kesulitan dalam pembelajaran menghitung untuk kelas 1, 2 dan 3. Dengan cara ini diharapkan mampu menjawab segala permasalahan yang muncul dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Gentansari untuk menyekolahkan anak-anaknya di MI Cokroaminoto Gentansari.

Kepala madrasah, Adah Trisnawati mengungkapkan rasa senangnya bisa belajar bersama dalam kegiatan ini. “Semoga dengan pelatihan ini akan menjadi semangat baru bagi kami dan anak-anak didik kami dalam pelajaran berhitung,” ujarnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Pengawas RA/MI Kecamatan Pagedongan, Anwar Masruro mengatakan bahwa madrasah harus memiliki visi atau mimpi dan mimpi itu harus diwujudkan melalui misi.

“Jadi madrasah harus visioner dalam pengembangan kualitas pendidikan terlebih lagi pada pandemi seperti ini agar menjadi madrasah pilihan masyarakat maka salah satu caranya melalui pelatihan seperti ini,” jelasnya.

Suharyo ebagai pemateri mengatakan materi pelatihan Jarimatika ditekankan pada materi dasar yaitu penjumlahan dan pengurangan karena merupakan modal dasar dalam berhitung. 

“Anak-anak harus menguasai materi penjumlahan dan pengurangan terlebih dahulu sebelum ke materi perkalian dan pembagian. Pelatihan jarimatika ini metodenya hanya menggunakan 10 jari tangan untuk menghitung hingga angka 99. Pelatihan ini akan bermanfaat jika diterapkan ke pada siswa dan akan bisa jika terbiasa, karena orang pintar akan kalah dengan orang yang rajin belajar,” tambahnya.

Harapan dari kegiatan pelatihan ini adalah semua guru MI Cokroaminoto Gentansari memiliki kompetensi dalam berhitung dengan metode jarimatika. Semoga dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini membuka wawasan baru dalam berkreatifitas pelajaran berhitung serta mampu mendongkrak keberadaan madrasah khususnya MI Cokroaminoto Gentansari. (at/ak/rf)