Penyuluhan Rutin Di Rumah Lansia Pucang Gading Semarang

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – “Sluku-sluku bathok, Bathoke ela elo…..” lagu yang dulu sering dinyanyikan anak-anak, yang juga buah karya Sunan Kalijogo itu menjadi tema yang diterangkan arti dan penjabarannya  oleh H. Rahmat Hidayat, selaku Penyuluh Agama Islam Kemenag Kota Semarang di hadapan penghuni panti saat penyuluhan rutin di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Jl. Sarwo Edi Wibowo, Plamongan Sari Kec. Pedurungan Semarang pada Kamis (18/3).

“Sluku-sluku bathok atau Usluku suluka bathnaka maknanya bahwa hidup tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja, waktunya istirahat ya istirahat, untuk menjaga jiwa dan raga agar selalu dalam kondisi yang seimbang, bathok atau kepala kita perlu beristirahat untuk memaksimalkan kemampuanya. Bathoke ela-elo atau Bathnaka La ilaha illallahu, maknanya Kepala dibuat refresing dengan cara berdzikir (ela elo laa ilaaha ilalloh) mengingat Allah. Hanya dengan banyak berdzikir dan sholat yang khusyuk maka syaraf neuron di otak akan mengendur, ingatlah Allah, dengan mengingat-Nya hati menjadi tentram,” terangnya kepada jamaah.

Pada kesempatan lainnya, ustadzah Farida Usriyah yang juga berprofesi sebagai Penyuluh Agama memberikan motivasi kepada jamaah tentang kemuliaan Bulan Sya'ban yang penuh syafa'at, penuh kemenangan dan kasih sayang serta penuh nur cahaya kebaikan, agar diisi dengan ibadah dan muhasabah.

Tegoch Hadi Noegroho, Plt. Kepala Panti yang ikut mendampingi kegiatan rutin dua kali sebulan dan yang diikuti oleh 50 jamaah, baik dari penghuni maupun pegawai panti sosial ini ikut menyimpulkan dan menyampaikan bahwa kita harus bisa memelihara kedisplinan, sholat tepat waktu dan membiasakan berjamaah.(sy/bd)