Gaungkan Moderasi Beragama, Penyuluh Agama Semarang Sambangi Markas JAD

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Jamaah Anshorud Daulah (JAD) adalah organisasi yang dilarang di Indonesia dikarenakan berafiliasi dengan ISIS. Beberapa aksi teror di negeri ini didalangi oleh kelompok ini, termasuk yang baru saja terjadi saat Minggu Palm di Katedral Kota Makassar pada hari Minggu yang lalu dan ditambah dengan serangan ke Mabes Polri pada Rabu sore kemarin

Meskipun demikian, hal ini tidak menciutkan nyali Penyuluh Agama Islam Kemenag Kota Semarang untuk menyambangi markas JAD yang terletak di kawasan Semarang Utara guna berdialog dan memberi masukan terkait moderasi beragama, sekaligus menguji imunitas kebangsaan dan pemahaman wasatiyah, tutur Syarif Hidayatullah, selaku Penyuluh PNS Kemenag Semarang, Kamis (1/4/2021).

“Maksud kehadiran kami bertemu Amir JAD wilayah Pantura, selain dialog juga ingin mencegah konflik bernuansa agama terkait pembangunan musholla yang didirikan di atas tanah miliknya sendiri,” tutur Syarif yang juga menjabat sebagai Sekretaris FKUB Kota Semarang ini.

“Guna memperluas wawasan dan membuktikan bahwa negara hadir, kepada JAD kami jelaskan PBM No. 9/8 tahun 2006 terkait perdirian rumah ibadat, terutama pada pasal 13 dan 14,” imbuhnya

Selain itu, kegiatan sambang ini juga diikuti oleh penyuluh agama non PNS yang terseleksi dianggap memiliki jiwa moderat dan ketahanan mental kebangsaan, yaitu Mubasyir (Ketua FKPAI), Sapto Widodo (Penyuluh dari Gajahmungkur), Tarnoto (Penyuluh Candisari), Noor Faiz (Penyuluh Semarang Tengah) dan Arif Pramudya (Penyuluh Gunungpati).

“Kami ini memang di penyuluhan membidangi penanggulangan radikalisme dan aliran menyimpang, sehingga pas jika kami terjun untuk melihat langsung aktivis JAD di Semarang, sskaligus kami ingin mengetahui pola pikir dan problem solving. Harapan kami di Kota Semarang tidak terjadi sebagaimana di Makassar dan Jakarta, jelas Mubasyir.

Pada pertemuan itu, Amir JAD, Muhammad Arifin mendapat banyak pertanyaan dari penyuluh, sekaligus kesempatan memasukkan pemahaman moderasi beragama kepada alumni Ponpes Ngruki tersebut. (sy/qq)<!–/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_210401_153822_864.sdocx–>