Islam dan Negara Memberikan Kedudukan Intimewa Bagi Wanita

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara- Darmawanita Persatuan ( DWP ) Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara mengadakan pertemuan rutin, bulan ini mengambil tempat di KUA Kecamatan Purwanegara Jum’at (9/4). Hadir seluruh anggota Darmawanita Persatuan se-Kabupaten Banjarnegara yang terdiri dari 1 orang perwakilan Kecamatan dan seluruh Satuan Kerja (Satker)  se-Kabupaten Banjarnegara dengan jumlah total 40 Orang.

Dibuka dengan lagu Indonesia Raya, Mars dan Hymne Darmawanita Persatuan dilanjutkan tausyiah berjudul “Wanita yang dirindukan surga” oleh Ibu Puji Lestari Zayin.

Kepala Kantor  Kementerian Agama sebagai pembina DWP Kemenag Kabupaten Banjarnegara memaparkan tentang kedudukan wanita yang sangat tinggi sehingga Allah SWT memberikan perhatian istimewa, dengan menamakan salah satu surat dalam Al-Qur’an dengan nama An-Nissa.

“Di Indonesia perempuan juga diberi kedudukan yang istimewa pula sehingga ada salah satu hari yang diperingati menjadi hari Ibu yang bertepatan dengan tanggal 22 Desember,” tuturnya.

Selain itu, perempuan juga merupakan makhluk yang imannya lemah, gampang goyah karena perempuan lebih mengedepankan perasaannya dibandingkan dengan akalnya sementara laki-laki memiliki sifat kebalikannya yaitu lebih mengutamakan logikanya dibanding dengan perasaannya, sehingga tidak heran jika anak juga lebih dekat dengan ibunya.

Maka sebagai ibu diharapkan mampu mendidik putra putrinya agar menjadi anak yang sholeh sholekhah. Disamping menjadi ibu perempuan juga menjadi seorang istri yang harus mampu memahami dan mendorong kinerja suami agar lebih berprestasi, dan juga tidak berprasangka buruk,”jelasnya

Puji Lestari Zayin, dalam tausiyahnya menyampaikan kriteria wanita yang dirindukan surga yaitu wanita yang bertaqwa kepada Allah SWT, wanita yang berbakti pada kedua orangtua, wanita yang  taat terhadap suami dan ibu yang baik pada anaknya.

Tidak ketinggalan Siti Darojah Imam Sirojudin melalui materi “Pengetahuan Berbusana” . Busana/ berpakaian merupakan syarat peradaban. Berpakaian menunjukan kepribadian, peradaban dan susila. Maka setidaknya orang berpakaian memenuhi kriteria :  menutup aurat, model mengikuti zaman namun tidak berlebihan serta tidak aneh.

Antusiasme anggota DWP terlihat, selain sebagai sarana silaturahmi juga menambah pengetahuan.  Berharap pertemuan berikutnya berjalan normal kembali  dan lebih inovatif.  ( EW/mnh/rf)