Xxx

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Dihari pertama puasa pada Ramadhan 1442 H, Kakanwil Kemenag Jateng, Musta’in Ahmad, sore hari ini, Selasa 13 April 2021 tampak hadir di studio TVRI Jawa Tengah, di segmen Nikmat Ramadhan yang kali ini bertajuk “Marhaban Ya Ramadhan”.

Dipandu oleh Irin Riany, percakapan sore hari ini berjalan begitu gayeng. Prokes tetap dijalankan selama acara berjalan. Ramadhan kali ini merupakan Ramadhan tahun ke 2 selama masa pandemi.

“Meskipun masih dalam masa pandemi, kita harus turut bersyukur karena masih bisa bertemu dengan Ramadhan, ini merupakan waktu supaya kita bisa mendekatkan diri kepada Allah SWA,” ucap Kakanwil.

“Ramadhan artinya membakar. Membakar dosa-dosa kita. Kita manusia berdosa mengharap ridho Allah supaya diampuni dosanya dengan berpuasa dan bertarawih. Mari menjaga Ramadhan kita supaya “mentes”, kalau kata orang jawa artinya berisi dan lebih berkualitas,” tambah Kakanwil.

Ketika dilempar pertanyaan oleh Irin Riany mengenai sikap seorang muslim supaya siap menghadapi Ramadhan di tengah pandemi, Kakanwil sampaikan harus siap fisik maupun mental.

“Kita memperlakukan Ramadhan dengan ruang yang luas dalam hati maupun aktifitas kita, kalau mental kita sudah siap maka insyaallah fisik kita pun siap menghadapi Ramadhan ditengah pandemi,rahasianya ada di niat,” ucap Kakanwil.
 
Muhammadyah memiliki kajian untuk mengevaluasi sholat subuh karena dianggap masih terlalu malam, maka menggeser sudut menjadi -18 derajat horizontal,sehingga diundur 8 menit. Maka waktu Imsyak pun bergeser sehingga ada perbedaan waktu. Namun pemerintah melalui Kementerian Agama menyajikan jadwal shalat dan imsyak serta berbuka dengan kajian mendalam sekitar -20 derajat dari horizontal. 

“Dengan adanya perbedaan tersebut, apa yang disepakati oleh Muhammadyah sudah di sosialiasikan kepada Muhammadyah. MUI pun menganjurkan supaya kita mengikuti jadwal dari Pemerintah yaitu Kementerian Agama namun juga menghormati perbedaan yang ada,” ucap Kakanwil. 

Kakanwil mengajak supaya mengurangi bahkan hindari sahur atau buka bersama. serta supaya kita semua untuk menjaga stamina Ramadhan dari awal hinggal akhir. Sebab mereka yang sukses dibulan Ramadhan bukan mereka yang berbaju baru pada Bulan Syawal namun orang yang ketaatannya meningkat, bagaimana konsistensi seseorang dalam beribadah.