Pupuk Kerukunan Umat Beragama, FKUB Wonogiri Kunjungi Gereja Jawa

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Wonogiri melakukan kunjungan silaturahim ke Gereja Kristen Jawa Wonogiri, Jln. Sanggrahan, Dusun Sanggrahan Kelurahan Giripurwo Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, hadir dalam acara tersebut Ketua FKUB Wonogiri, H. Sutopo Broto beserta anggota, Pendeta Ambar Sulistyono, Badan Pelaksana GKJ dan Majelis GKJ Wonogiri.

Menurut ketua FKUB Wonogiri, Sutopo Broto suasana persaudaraan dan keakraban antar tokoh agama memang perlu terus dibangun agar umat yang berada di akar bawah dapat melihatnya, guna menghindari konflik yang di era disrupsi mudah tersulut dengan cepat melalui isu sentimen agama.

Silaturahmi dan dialog menurutnya adalah kunci penting yang harus dibangun bersama dalam membangun kerukunan, karena dengan berdialog kita bisa saling memahami antara umat yang satu dengan yang lain, karena kerukunan merupakan keniscayaan yang harus dijadikan modal terbesar mengingat masyarakat yang ada sangat majemuk.

“FKUB selalu mendorong dan berharap kebersamaan dan toleransi yang sudah ada jangan sampai ada perpecahkan disebabkan isu-isu dan fitnah yang tidak bertanggung jawab,” ungkap H. Sutopo.

Selain untuk kepentingan silaturahmi kunjungan FKUB kali ini juga dalam rangka melakukan pengecekan permohonan rekomendasi guna mendapatkan IMB dari Bupati,namun setelah di lakukan pengecekan Geraja jawa tersebut adalah gereja tua, berdiri tahun 1930 bahkan sebelum kemerdekaan.

Sedangkan Tim KUB Kankemenag Wonogiri, Mursidi, kembali mengingatkan tentang pentingnya menjaga kerukunan antar umar beragama, mengingat kerukunan umat beragama harus terus kita perhatikan secara seksama, karena agama memainkan peranan yang penting dalam segala aspek kehidupan ini. Sisi lain, realitas kehidupan kita sangat beragam. Dan jika tidak melihatnya secara arif dan bijaksana, konflik sering tidak dapat kita hindari sebagai akibat dari perbedaan yang ada.

“Kerukunan umat beragama merupakan modal utama dalam menjaga integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diharapkan masyarakat bisa menerima segala bentuk perbedaan juga hidup berdampingan secara damai,” harap Mursidi.(Mursyid/Sua)