Muharram dan Keutamaan Berbagi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Ungaran – Sebagai orang yang beriman, hendaknya kita mampu mengaplikasikan keimanan kita dalam kehidupan nyata pada dimensi sosial seperti memperhatikan, memikirkan, merawat dan bahkan memelihara anak yatim. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, orang yang memelihara anak yatim diantara umat muslim, memberi mereka makan dan minum, pasti Allah akan memasukkannya ke dalam surga, kecuali mereka melakukan dosa besar yang tidak bisa diampuni.

Demikian pengawas PAI tingkat dasar Syamsuddin, mengutip hadist riwayat Tirmidzi dan Ibnu Abbas saat memberikan sambutan kegiatan Peduli Muharram 1443 H oleh .KKG PAI Kecamatan Bancak di Aula SDN Boto 02, Rabu (18/8). 

Syamsuddin mengatakan bahwa Peduli Muharram adalah hal mulia sebagai wujud keprihatinan nasional di tegah pandemi covid-19. Kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI SD bekerja sama dengan paguyuban karyawan dan karyawati muslim, Kelompok Kerja Kepala Sekolah ( KKKS ) dan organisasi profesi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ini, kiranya mampu membantu finansial para peserta didik yang sudah yatim, piatu maupun yatim piatu dalam meringankan beban hidupnya.

“Pandemi covid-19 tidak sedikit memakan kurban saudara kita. Dampak lanjutnya, ternyata memunculkan para yatim baru. Artinya, korban-korban covid-19 meninggalkan anak yang masih belum dewasa yang disebut anak yatim. Maka semoga batuan dari para donatur ini, memberikan manfaat bagi mereka para yatim dalam meringankan beban hidup yang dialami,” katanya.

Lebih lanjut syamsuddin menginformasikan bahwa dari 12 Sekolah Dasar (SD) di kecamatan Bancak, ada 37 peserta didik dengan status tidak memiliki orang tua utuh atau bahkan tidak memiliki orang tua sama sekali alias yatim piatu. Sedikit santunan yang diberikan, harapannya bisa menjadi penghibur dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya.

“Kegiatan mulia ini semoga menjadi moment yang sangat penting dalm upaya memupuk rasa solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Apalagi pada masa PPKM yang tentunya sedikit banyak memberikan pengaruh jalannya roda perekonomian keluarga. Santunan yang mungkin masih terbilang kecil ini esensinya tidak sekedar pada materi dan finansial. Namun lebih dari itu, kegiatan santunan merupakan salah satu pengembangan dan penguatan karakter positif seseorang,” imbuhnya.

Sebagai informasi, tahun ini uang yang terkumpul dan ditasyarufkan dalam Peduli Muharram 1443 H sejumlah Rp.8.000.000,- (depapan juta rupiah) dan masing-masing anak memperoleh santunan sebesar Rp.200.000,-.(dua ratus ribu rupiah).

“Kepedulian dan empati kepada anak yatim di bulan Muharram merupakan perbuatan mulia dan termasuk perbuatan terpuji yang sepatutnya perlu dilestarikan. Namun yang lebih penting lagi adalah bahwa kita semua memiliki kewajiban untuk selalu bisa menjaga keberlangsungan kehidupan para yatim tidak hanya pada bulan Muharram saja. Semoga pemerintah dan umat Islam pada umumnya memiliki pola yang terbaik, agar mereka bisa melanjutkan kehidupannya secara layak terlebih di masa pandemi seperti sekarang,” pungkasnya. (ns-shl/bd).