Tim Robotik MTs N 2 Banjarnegara Siap Berlaga Di Tingkat Nasional

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Perjuangan tanpa batas. Itulah yang dirasakan tim robotik MTs N 2 Banjarnegara. Untuk kedua kalinya tim robotik masuk di Tingkat Nasional. Setelah melalui seleksi  pada tanggal 3-7 September 2021 berhasil masuk 30 besar.

Perjalanan panjang yang tak mudah bagi  Adi Firmansyah  S dan Muhammad Raffli Fahreza yang telah gigih melakukan uji coba robotnya dengan bimbingan Hengki Febriyanto, S.Kom yang bertangan dingin dalam memupuk bakat siswa.

Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Menggelar Kompetensi Robotik Madrasah (KRM) atau Madrasah Robotics Competetion (MRC) dengan tujuan memberi ruang aktualisasi minat dan bakat siswa madrasah khususnya dibidang teknologi robotika dan otomasi. Kegiatan ini diharapkan  dapat memotivasi siswa di madrasah  untuk mempersiapkan diri menghadapi era industri 4.0 dan Cibion (Ciberneticts, Biologi and Ontology).

Tahun ini tema yang diusung adalah “ Robot For Global Pandemic” Tema ini menepis isu penting dunia yaitu pendemi Covid 19 yang sudah dua tahun melanda dunia. Robot diharapkan dapat membantu memecahkan masalah yang timbul akibat pendemi sehingga bisa membantu disegala bidang misalnya kesehatan, sosial, ekonomi dan ketahanan hidup.

Ada dua kategori dalam Kompetensi Robotik Madrasah tahun ini. Pertama, Kategori Rancang Bangun Inovasi. Kategori ini siswa diminta menciptakan sebuah rancangan model teknologi yang berguna untuk meringankan kehidupan manusia. Kedua, Kategori Mobil Robot. Dalam kategori ini  siswa  membuat program pengendali robot mobil (mobil robot) . Level pengendalian dan tantangan tentu disesuaikan dengan jenjang pendidikan (MI, MTs dan MA).

“MTs N 2 Banjarnegara memilih kategori pengendali robot mobil (mobil robot) dengan alasan lebih menantang,” ungkap Hengki sebagai pembina.

“Mobil robot akan dipertandingkan  bukan dilombakan.  Dipertandingkan dalam arti robot dibuat untuk menyelesaikan misi tertentu yang sudah ditetapkan panitia. Proses ini kemampuan siswa diuji untuk bisa menyelesaikan misi tersebut. Tentunya dengan segala tantangan dan permasalahan pada saat bertanding,” imbuhnya.

Robot mobil ini diberi nama Mobile Robot Track Follower Transporter berbasis Warna (Color Processing). Robot akan  berjalan di atas lintasan yang telah ditentukan. Bila sensor menemukan objek maka akan diambil dan dipindai warna objek tersebut. Warna akan ditampilkan  di LCD. Setelah itu, robot akan berjalan mencari tempat dropping sesuai dengan warna objek yang ditemukan.

“Hal ini menbutuhkan daya nalar yang tinggi untuk memprogram robot untuk bergerak sesuai instruksi melalui bahasa pemprograman,” jelas Raffli dengan semangat.

Robot ini bisa dikembangkan menjadi komoditi robot pengambil barang. Di saat pendemi seperti ini banyak membutuhkan tenaga. Misal kita ilustrasikan di gudang  obat atau vaksin. Untuk memilih vaksin covid, vaksin polio, obat dan sebagainya. Kita bisa memilih dan memindahkan sesuai tempat yang ditentukan  berdasarkan warna. Diharapkan pendistribusian vaksin atau pelayanan kesehatan dapat  berjalan efektif dan efisien,” ungkap Adi Firmasyah yang siap berlaga di tingkat Nasional Oktober mendatang di Tanggerang. (dw/ak/rf)