Ahmad Farid Sambut Baik Kedatangan Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonosobo – Kepala Kankemenag Kab. Wonosobo, Ahmad Farid, menyambut baik kedatangan Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Musta’in Ahmad, dalam kunjungannya lakukan pembinaan terhadap ASN di lingkungan Kankemenag Wonosobo, yang berlangsung di Aula setempat, Selasa (05/10).

“Suatu kehormatan bagi kami, Kakanwil berkenan hadir di Kankemenag Kab. Wonosobo sekaligus memberikan pembinaan terhadap ASN lingkungan kami. Semoga pembinaan yang diberikan nantinya dapat menjadi support immune bagi ASN dalam mengimplementasikan moderasi beragama di Kabupaten Wonosobo,” kata Farid.

Farid, menambahkan Implementasi moderasi beragama di Kankemenag Kab. Wonosobo sudah dimulai. Diawali dengan maping ASN terhadap paham radikalisme,

“maping yaitu untuk memastikan seluruh ASN di lingkungan Kankemenag Kab. Wonosobo harus bebas dari paham Radikalisme dan Inteloransi dalam beragama, untuk menyamakan paham tentang moderasi beragama,” kata Farid.

Selain maping, sambung Farid, juga telah dilakukan upaya internalisasi moderasi beragama bagi seluruh ASN melalui seksi-seksi yang ada, “ASN Kankemenag Kab. Wonosobo harus menjadi pionir dalam penguatan moderasi beragama. Baik itu ASN yang ada di seksi PD. Pontren, Penma, PAIS maupun lainnya,” tambahnya.

Ia berharap usai pembinaan dari Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, peserta yang merupakan ASN perwakilan dari Kepala Madrasah, KUA, maupun Pengawas dapat menyerap inti dari pembinaan dan selanjutnya disampaikan kepada jajarannya.

Selanjutnya, dalam sambutannya Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jateng, Musta’in Ahmad, menyampaikan harus ada rasa optimis bahwa moderasi beragama dapat segera dijalankan diseluruh lini,

“tidak hanya yang membidangi soal pendidikan madrasah, pondok pesantren, penyuluh, maupun guru agama. ASN yang bersinggungan dengan keuangan sekalipun juga harus andil dalam soal moderasi beragama,” kata Kakanwil.

Menurutnya, materi terkait moderasi beragama perlu dijabarkan dalam pembinaan ASN bukan hanya dalam sub-sub tema ceramah, khutbah, maupun materi pendidikan keagamaan. Ps-ws