Melawan Lupa, Kilas Balik Berdirinya MTs N 2 Banjarnegara

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Puncak acara HUT ke-26 MTs N 2 Banjarnegara menghadirkan tokoh pendiri MTs N 2 Banjarnegara, Kamis (25/11). Para pendiri MTs dan tokoh diundang untuk menyaksikan kilas balik MTs dari dulu hingga berkembang seperti sekarang ini. Hari jadi MTs N 2 juga tidak lupa mendoakan kepada para guru dan tokoh masyarakat yang sudah meninggal.

“Mereka juga tak boleh dilupakan dan kita harus melawan lupa. Kita harus mengingat agar perjuangan mereka berarti,” jelas Ratna Ayu kepala madrasah dalam sambutannya.

Sambutan disampaikan dihadapan  pendiri dan tokoh masyarakat yang hadir dalam acara hari jadi tersebut. Para tokoh yaitu Budiyanto, Sukarto, Nur Hasanah, Ridlo Pramono, Jamaludin Sumardi, dan tokoh lain yang mempunyai sumbangsih berkembangnya MTs N 2 hingga sampai saat ini.

Kilas balik diceritakan secara singkat dalam acara yang sangat sederhana di tengah pandemi. Budiyanto menjelaskan bagaimana membebaskan tanah untuk membangun sebuah madrasah yang lebih permanen daripada di tempat semula (di tepi sungai). “Butuh perjuangan yang tidak mudah,” ungkapnya.

Sementara Sukarto menceritakan perjuangannya membangun dan mempromosikan MTs sebagai madrasah yang harus menjadi pilihan utama. “Bukan madrasah pilihan terakhir tetapi madrasah pilihan pertama,” jelasnya

Hal senada diungkapkan Nur Hasanah sebagai tokoh pembangun pembelajaran yang baik di madrasah. Beliau berhasil membangkitkan kiprah guru sebagai ujung tombak pendidikan di madrasah.

Terakhir Ridlo Pramono yang pantas dijuluki Bapak pembangunan di MTs N 2 Banjarnegara. Gedung bertambah setiap tahunnya. Jumlah siswa yang hampir mencapai 1000 adalah perkembangan yang sangat fantatis. “Penambahan ini belum seberapa dibanding dengan kualitas siswa yang kini semakin maju dan prestasi,” ungkapnya.

“Harapan dari Ratna sebagai pemimpin saat ini adalah mohon doa restu. Perkembangan yang sangat pesat harus ditingkatkan, minimal dipertahankan agar menjadi kiblatnya madrasah yang lain,” jelasnya menutup perbincangan. (hs/dw/ak/rf)