Penyuluh Agama, Pentingnya Pelatihan Pemulasaran Jenazah Bagi Warga

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Bertempat di Aula Balai Desa, 60 warga Desa Kalilunjar Kecamatan Pejawaran mengikuti pelatihan pemulasaran jenazah yang di adakan Pemdes Kalilunjar, Rabu (10/11). Peserta pelatihan terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, unsur kepemudaan, kader kesehatan, PKK dan perangkat desa.

Dihadiri unsur FORKOMPIMCA Pejawaran (camat, danramil dan kapolsek) acara di buka sambutan Kepala Desa Kalilunjar, Khotim. Dalam sambutannya, Khotim berpesan kepada wargannya untuk mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh. “Kami berharap setelah mengikuti pelatihan ini, bapak dan ibu semuanaya akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat terkait dengan pemulasaran jenazah. Walaupun hukumnya fardlu kifayah, tetapi ilmu pemulasaran jenazah saya yakin akan terpakai suatu saat,” terangnya.

Hadir sebagai pemateri adalah dua orang penyuluh agama Islam dari KUA Kecamatan Pejawaran, Agus Salam A.Z dan Alhidayat. Seperti pada pelatihan-pelatihan sebelumnya, Agus menyampaikan materi teorinya dan Al Hidayat menjelaskan praktiknya.

Sebagai pemateri pertama, Agus memulai pemaparan tentang perawatan orang sakaratul maut. “Sebelum masuk materi tajhizul janazah (merawat mayit), kita mulai dari perawatan orang yang sedang mengalami sakaratul maut (muhtadlir). Orang yang sedang sakaratul maut membutuhkan pendampingan karena ia sedang berjuang yang sangat menentukan di akhir kehidupannya, apakah ia husnul khotimah atau tidak. Maka ada beberapa hal yang harus anda lakukan terhadap muhtadlir antara lain dengan mentalqin dengan kalimah tahlil,” jelasnya.

Selanjutnya Agus memberikan materi tentang perlakuan terhadap muhtadlir setelah dipastikan meninggal hingga tata cara memandikan jenazah sesuai syari’at Islam.

Alhidayat selaku pemateri kedua melanjutkan penyampaian materi dengan menjelaskan tata cara mengkafani jenazah dengan praktik langsung. Sejumlah peralatan sudah di sediakan oleh panitia antara lain : kain kafan sepanjang 14 m, gunting dan boneka seukuran manusia dewasa. Antusiasme peserta nampak terasa pada sesi ini dengan mengambil tempat lebih dekat agar lebih jelas. Bahkan polisi dan tentara dari FORKOMPIMCA yang hadir ikut membantu dalam pemotongan kain kafan.

Salah seorang polisi dari Polsek Pejawaran, Rodik Waluyo menyampaikan apresiasi diadakannya kegiatan ini. “Saya mewakili Kapolsek yang berhalangan hadir untuk mengikuti seremonial pembukaan kegiatan ini. Akan tetapi karena ini materi penting dan saya selaku muslim merasa wajib mengetahuinya, maka saya ikuti pemaparan materi oleh pemateri sampai selesai”, tandasnya. (az/ak/rf)