Siswa MAN 1 Kota Semarang Ciptakan Kelas Bebas COVID-19

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Maket kelas Bebas COVID-19 karya Tim Robotik MAN 1 Kota Semarang

Semarang – Tim Robotik MAN 1 Kota Semarang kembali menciptakan karya inovasinya. Saat ini membuat uji coba pelaksana pembelajaran tatap muka (PTM) tanpa resiko tertular covid -19 dengan maket lengkap. Di dalam kelas terdapat beberapa robot yang dirancang oleh siswa siswi MAN 1 Kota Semarang untuk membantu satgas covid -19 dalam menegakkan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Robot yang dibuat bisa mendeteksi cek suhu tubuh otomatis, disinfektan otomatis, hand sanitizer dan kotak masker otomatis, pengendali suhu ruang kelas, dan sensor kursi.

Robot dirancang terkait dengan protokol Kesehatan sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui Kemendikbud terkait dengan pembelajaran tatap muka (PTM) ini bisa menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak negatifnya adalah adanya potensi penularan Covid-19 di lingkungan madrasah. Oleh karenanya siswa MAN 1 Kota Semarang menciptakan robot yang dinamai “kelas bebas covid -19”. Robot ini berfungsi untuk membantu madrasah dalam pelaksanaan PTM saat pandemi agar bisa berjalan dengan baik.

“Dengan adanya robot ini diharapkan pelaksanaan PTM saat pandemi ini bisa berjalan dengan baik, sehingga akan memudahkan madrasah dalam melaksanakan proses belajar mengajar,” ungkap Aris fakhrudin Pembina robotic MAN 1 Kota Semarang 8/11/’21

Robot ini akan mengecek suhu secara otomatis kepada setiap siswa yang masuk ke pintu kelas. Jika suhu tubuh di atas 37 derajat celcius, maka siswa tersebut tidak diperbolehkan masuk, dan di arahkan ke klinik untuk pemeriksaan lanjut oleh satgas Covid-19.
Jika siswa dengan suhu di bawah 37 derajat celcius maka akan secara otomatis pintu akan terbuka. Otomatis akan diberikan hand sanitizer dan masker.


Jika siswa membawa barang bawaan seperti tas maka barang akan diperiksa secara otomotis terkait sterilisasi barang. Setelah itu siswa masuk kelas, jika dalam kelas tersebut overload dan jarak tidak aman maka sensor akan berbunyi dan ada peringatan. Selain itu sensor kelembapan yang dipasang dapat menjadi acuan untuk aman atau tidaknya ruang kelas tesebut.

“Persiapan untuk pembuatan robot ini yaitu selama dua minggu. Kendala yang dihadapi yaitu keterbatasan kit dan masih pemula sehingga diperlukan evaluasi. Dan diharapkan maket yang dibuat dapat menjadi contoh sekolah lain dalam menghadapi PTM agar tidak terjadi klaster PTM. Kami berharap maket yang dibuat dapat dipasarkan dan digunakan untuk fasilitas umum,” ungkap Fauzan siswa robotic MAN 1 Kota Semarang.

Kepala MAN 1 Kota Semarang, H. Tasimin berharap tim robotik MAN 1 Kota Semarang akan selalu menciptakan karya-karya baru yang bermanfaat untuk kemajuan madrasah dan akan selalu memberikan dukungan untuk karya-karya selanjutnya. (Rosidi-dm/bd)