Tradisi Anjangsana Guru Sebagai Bagian Dari Strategi Marketing Pendidikan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Saat ini dunia Pendidikan memasuki persaingan yang dibilang cukup ketat, apalagi di masa pandemik yang tidak kunjung usai. Jika sebuah madrasah dalam melayani Pendidikan dengan konsumen baik itu siswa, walimurid maupun masyarakat kurang memuaskan dan kurang maksimal, bisa jadi akan tergeser kepercayaannya dengan madrasah yang lain.

MIMAU, adalah panggilan akrab dari MI Maarif Unggulan Al Falah Joyokusumo yang sejak awal berupaya selalu memberikan pelayanan setulus hati dan mentradisikan budaya Anjangsana. Salah satu “Tradisi Anjangsana” ini harus tatap dijaga dan dipertahankan ke keluarga besar madrasah baik itu keluarga Yayasan, walimurid, komite ataupun masyarakat sekitar madrasah. Disamping bertujuan menjalin keakraban, tali kasih sayang antar sesama juga bisa dikatakan sebagai salah satu strategi marketing pendidikan.

Marketing Pendidikan atau Pemasaran Pendidikan disini bisa dikatakan bagaimana cara kita mengelola komunikasi dengan walimurid atau masyarakat agar madrasah kita tetap diminati, menempati hati, dan memiliki nilai positif, keunikan dan keunggulan tersendiri. Dalam memasarkannya disini dibutuhkan bauran pemasaran salah satunya Promosi.

Bentuk dari tradisi anjangsana antara menjenguk keluarga madrasah yang terkena musibah  baik sakit, kecelakaan, kematian, ataupun yang sedang memiliki hajatan. Juga termasuk anjangsana adalah homevisit ke siswa dan walimurid yang mengalami permasalahan. Kegiatan sosial ini semata – mata bertujuan menjalin tali silaturrahim antar guru, siswa dan walimurid. Disamping secara otomatis sebagai salah satu strategi promosi.

Jumat (5/11), salah satu walisantri MIMAU baru saja sembuh dari sakit setelah opname di RSU Banjarnegara selama 4 hari. Kepala Madrasah mengajak guru – guru untuk menjenguk bersama – sama ke rumah beliau dan mendoakan agar lekas sembuh dan bisa beraktivitas seperti sedia kala. Hal ini sudah menjadi kewajiban antar sesama muslim pula.

“Saya sangat berterima kasih kepada guru – guru MI yang senantiasa menyempatkan silaturrahim di sela kesibukannya untuk hadir dirumah kami, semoga kebaikan ustadz/ah selalu mendapat balasan dari Allah dan keluarga besar MIMAU senantiasa diberikan Kesehatan,” ungkap Tholib, wali dari Ananda Tazkia kelas II.

Menurut kepala madrasah, Wahyul Khomisah menjalin hubungan yang baik dengan walimurid adalah sebuah keharusan sehingga beliau selalu mengagendakan di setiap Jumat bada zhuhur untuk berkunjung ke walimurid bersama guru – guru.

“Menjadi sebuah kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi saya bisa mengunjungi wali murid, menjalin rasa kasih sayang, dan saling mendoakan. Jadi kita memiliki hubungan tidak hanya antar Kepala dengan Walimurid saja secara formal namun memiliki hubungan lebih dari saudara,” pungkas wahyul. (wk/ak/rf)