Pembinaan Guru Pendidikan Agama Kristen se- Kota Semarang

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang — Kantor Kementerian Agama Kota Semarang menggelar rapat koordinasi dan pembinaan Guru PAK se-Kota Semarang di Gereja Kristen Baitani Kahal Jl. Ronggolawe Selatan No. 7 Gisikdrono Semarang, pada Jumat (10/12).

Acara diawali dengan ibadah Natal. Otto Siringo-ringo, guru Agama Kristen SMK Farmasi Tlogosari sebagai pemimpin pujian. Sementara itu firman Tuhan di sampaikan Pdt. Petrus W Soesanto. Di sela ibadah, ada persembahan pujian oleh Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Kristen SD dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Agama Kristen SMP.

Pada acara ibadah, peserta juga memberikan persembahan santunan untuk Panti Asuhan Kristen dan korban erupsi gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur.

Dalam pembinaannya, Mukhlis Abdillah, selaku Kepala Kantor Kemenag Kota Semarang menyampaikan, guru Agama Kristen baik yang dari Kemenag maupun Diknas harus kompak dan tetap semangat dalam mengajar untuk menjadikan murid-muridnya ahli di bidangnya. “Profesi guru adalah sebagai ujung tombak pendidikan karena berkaitan dengan pembentukan karakter siswa yang sesuai nilai-nilai Alktab,” tegas Mukhlis Abdillah.

Beliau juga meminta peserta untuk mendoakan dan mendukung serta nyengkuyung Kantor Kementerian Agama kota Semarang dalam pelaksanaan pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi pada tahun 2022. “Saya selaku Kepala Kantor tidak akan bisa berbuat banyak tanpa dukungan bapak ibu guru dan semua ASN di lingkungan Kantor Kemenag Kota Semarang,” ucap Mukhlis Abdillah.

Pembinaan dilanjutkan oleh Siswo Martono selaku Pembimas Kristen Kanwil Kemenag Provinsi Jateng. Siswo menyampaikan, sebagai seorang guru harus memahami tugas dan fungsinya. “Guru sebelum mengajar harus sudah membuat semua administrasi seperti RPP, Silabus, Daftar Hadir/ Presensi,” kata Siswo Martono.

Guru di dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya harus memasukkan 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama. Di akhir pembinaannya, Siswo menegaskan, guru agama Kristen harus menjalankan tugasnya dengan akuntabel, yaitu bisa di pertanggungjawabkan dan harus bisa menjadi teladan baik di masyarakat, gereja, keluarga dan sekolah dimana dia mengajar.

Acara pembinaan ini dihadiri 150 orang guru dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. Pembawa acara Sriwahyuningsih. Doa Penutup oleh Ketua MGMP SMK, Widi Laksana. (rus/iq/bd)