Guru MI Sullam Taufiq Laksanakan Microteaching

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kab. Pekalongan – Menindaklanjuti Surat Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pekalongan Nomor: B-10149/In-30/J.II.5/PP.09/12/2021 tentang Pemberitahuan Microteaching sekaligus sebagai RTL Workshop Computational Thinking yang dilaksanakan Tim Gerakan Pandai Bebras Biro IAIN Pekalongan, guru MI Sullam Taufiq Kajen melaksanakan microteaching pembelajaran berbasis Computational Thinking di kelas nyata. Praktik microteaching ini dilaksanakan oleh 2 orang guru MI Sullam Taufiq Kajen yakni M. Syaikhul Alim dan Cipto Leksono. Kegiatan praktik berlangsung di kelas 4 dan 5 pada Selasa (11/1/2022) kemarin.

M. Syaikhul Alim, Kepala MI Sullam Taufiq Kajen mengatakan bahwa sebagai tindak lanjut workshop computational thinking MI Sullam Taufiq telah melaksanakan In House Training (IHT) beberapa waktu yang lalu dengan pengimbasan hasil workshop kepada segenap guru MI Sullam Taufiq dan kemudian ditindaklanjuti dengan microteaching  implementasi computational thinking pada pembelajaran di kelas.

“Dengan penerapan pembelajaran berbasis computational thinking hasil workshop atau pelatihan tidak hanya berhenti di penambahan pengetahuan guru saja, akan tetapi betul-betul diaplikasikan dalam pembelajaran kepada anak, sehingga anak-anak memperoleh manfaat secara langsung dengan adanya update hal-hal dan inovasi baru dalam dunia pendidikan yang akan meningkatkan kualitas hasil belajar mereka.” Jelas Syaikhul Alim.

Sementara itu Cipto Leksono, Koordinator Bidang Pendidikan MI Sullam Taufiq mengungkapkan bahwa berdasarkan pengamatannya anak-anak cukup antusias mengikuti pembelajaran berbasis computational thinking ini. Anak-anak kami kenalkan beberapa model atau tipe computational thinking antara lain decompossing, abstraction, pattern recognition dan algorithm.

“Dengan sering berlatih soal-soal computational thinking harapannya keterampilan berfikir dan menyelesaikan masalah akan terasah. Hal ini menjadi bagian penting dalam membekali anak menyongsong abad 21 dan era revolusi industri 4.0.” tandas Cipto. M. Abid Aqila Pranaja, siswa kelas 4 MI Sullam Taufiq memberikan testimoni bahwa dirinya merasa senang mengikuti pembelajaran computational thinking. Menurutnya pembelajarannya menantang dan melatih kemampuan berfikir cepat, tepat dan akurat.(Msa/Ant/bd).