Kelelahan Seorang Istri Diganjar Tunai Oleh Allah Berupa Pahala dan Surga

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Kota Semarang selama bulan Ramadhan secara rutin mengadakan kegiatan kajian yang dilaksanakan selepas shalat dhuhur berjamaah. Pada kajian Ramadhan kali ini cukup unik, karena panitia mengangkat tema khusus pernikahan dalam Islam. “Kami rasa perlu dikupas tuntas tentang hakikat perkawinan. Apa itu kewajiban dan hak suami, begitu pula seorang istri. Karena tidak dipungkiri, masih ada pegawai di lingkungan kita yang belum paham betul tentang hak dan kewajiban suami-istri sesuai dengan Alquran,” ujar Sumari Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam yang juga sebagai Panitia Ramadhan Mushala Al Ikhalas Kankemenag Kota Semarang.

Ia menuturkan pula bahwa setiap hari kajian akan dibawakan oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan secara bergantian. Selasa (19/4/2022), Mochammad Shiddaquddin Basya Kepala KUA Kecamatan Gayamsari memberikan kajian tentang hikmah dibalik keikhlasan seorang istri dalam menjalankan kewajibannya.

“Dikisahkan bahwa Rasulullah pernah menemu putrinya Fatimah menangis, ketika Beliau bertanya kepadanya, maka Fatimah berkeluh kesah akan beratnya tanggung jawabnya sebagai seorang istri dari mulai bangun tidur hingga terbenamnya mata suami. Fatimah meminta kepada Rasulullah agar dapat menasihati Ali sang menantu Rasulullah agar dirinya diberikan asisten, tapi apa jawab Rasullullah? Rasulullah tak mengabulkannya,” tuturnya.

“Rasulullah menasihati Fatimah untuk ikhlas dalam setiap melaksanakan kewajibannya, karena dibalik segala kelelahannya dalam melayani suami dan anak-anaknya, ada ganjaran pahala yang melimpah dan surga adalah balasan terbesarnya,” terang Basya panggilan akrab pria berkacamata tersebut.

“Ibu-ibu, disaat panjenengan hamil, merasakan lelah, kepayahan, dan kesakitan saat itulah Allah mengampuni dosa-dosa panjenengan. Jadi ibaratnya langsung dibayar tunai oleh Allah, oleh karenanya jika ada seorang wanita yang meninggal pada saat melahirkan dikatakan mati sahid karena seperti itulah keistimewaan yang Allah berikan kepada wanita, selama hamil diampuni dosa-dosanya dan perjuangannya dalam melahirkan ibarat seorang pejuang yang pergi berjihad,” lanjutnya.

“Bukan hanya itu, mencuci pakaian suami saja diganjar pula oleh Allah berupa pahala. Oleh karena itu, kami imbau kepada ibu-ibu untuk selalu ikhlas dalam setiap melaksanakan kewajibannya, karena Allah tidak tinggal diam dengan jerih payah panjenengan,” ujarnya.

Kajian ini diikuti oleh semua jamaah shalat dhuhur Mushala Al Ikhlas Kankemenag Kota Semarang.(NBA/bd)