Halal Bihalal SMAN 11 Semarang, Guru dan Siswa Perkuat 3S untuk 3S

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah setelah libur dalam rangka cuti bersama dan memperingati Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah, SMA Negeri 11 Semarang menggelar kegiatan apel pagi yang kemudian dilanjutkan dengan Halal Bihalal, Senin (09/05/2022).

Kegiatan apel dipimpin langsung oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Bapak Ahmad Rifai mewakili PLt Kepala SMA Negeri 11 Semarang dan diikuti oleh seluruh siswa X dan XI.

Dalam arahanya, Ahmad Rifai mengatakan salah satu upaya untuk kembali ke fitrahnya atau kembali ke suci setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah bulan puasa khususnya bagi yang beragama Islam adalah saling memaafkan. “Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, ada salah kepala sekolah kepada guru, ada pula salah guru kepada siswa, dan juga salah siswa kepada guru. Saya secara pribadi dan mewakili seluruh guru dan karyawan SMA Negeri 11 Semarang, kami mengucapkan Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Minal Aidzin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin,” ujar Ahmad Rifai dihadapan segenap guru, karyawan dan siswa.

“Kini saatnya kita semua terutama para siswa SMA Negeri 11 Semarang, fokus dan kembali belajar guna melanjutkan proses ataupun kegiatan belajar mengajar yang tinggal beberapa minggu lagi akan selesai, dan dilanjutkan juga persiapan Penilaian Akhir Tahun (PAT) yang rencana dilaksanakan mulai tanggal 30 Mei 2022,” imbuhnya.

Ahmad Nur Fauzan, selaku Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) SMA Negeri 11 Semarang memberikan kultum singkat dan memberikan tausiah terkait kegiatan Halal Bihalal. “Sejatinya Halal Bihalal merupakan budaya atau tradisi masyarakat Indonesia. Prinsip toleransi dan tentunya saling memaafkan menjadikan kita semakin solid dan tangguh dalam melaksanakan kehidupan sosial di masyarakat. Halal Bihalal merupakan sarana untuk saling memaafkan setelah kita semua melalui bulan suci Ramadhan,” terangnya.

“Lebaran atau Idul Fitri yang dalam bahasa Jawa berarti lebar (selesai atau sudah usai), kemudian dilanjutkan dengan luberan (berlebih) megingatkan kita terutama bagi yang memiliki rejeki berlebih atau melimpah agar tetap ingat untuk bersedekah dan berbagi dengan sesama, terutama yang lebih membutuhkan,” ujarnya.

“Leburan (sudah habis atau lebur) artinya semua dosa dan kesalahan semoga di bulan Syawal ini bisa dilebur dengan saling memaafkan, dan terakhir yaitu laburan (labur), ibarat kapur sebagai penjernih air ataupun pemutih dinding tembok. Semoga kita semua menjadi manusia yang kembali suci lahir dan batin,” sambungnya.

Salah satu GPAI, Muhammad Sholeh, menambahkan “Tentu banyak makna yang bisa kita petik di bulan Syawal dan Idul Fitri ini salah satunya disimbolkan dengan adanya kupat dan lepet, yang memiliki filosofi yaitu kupat (ngaku lepat) atau lepet (silep kang rapet),” ungkapnya.

“Mari kita tingkatkan hubungan atau simbiosis pada ekosistem sekolah yang baik dengan melakukan 3S untuk 3S, yaitu senyum, sapa, dan salam untuk menjadi sholeh, selamat dan sukses dunia akhirat,” imbuhnya.(M. Soleh/NBA/bd)