GPAI SMA di Wonosobo diminta Turut Serta Gaungkan Moderasi Beragama

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonosobo – Kankemenag Kab. Wonosobo melalui Seksi Pendidikan Agama Islam (PAIS) bersinergi bersama MGMP PAI SMA, menggelar kegiatan Penguatan Moderasi Beragama bagi guru PAI yang dilangsungkan di Saritoya, Bugangan Wonosobo, Rabu, (8/2).

Acara diikuti oleh 25 guru PAI SMA Se Kabupaten Wonosobo, dan dihadiri langsung oleh Kakankemenag Kab. Wonosobo, Ahmad Farid, dan Kasi PAIS Totok Jumantoro.

Dalam sambutan sekaligus pembukaan acara, Totok Jumantoro, menyampaikan bahwa program Penguatan Moderasi Beragama sudah ada didalam perkin Tahun 2023. Pelaksanaan Penguatan Moderasi Beragama jenjang SMA dibarengkan dengan kegiatan MGMP PAI SMA dan Pembinaan GPAI SMA.

Hal yang sama juga disamapikan Ahmad Farid. Ia mengatakan ahwa Penguatan Moderasi beragama masuk dalam tujuh program pokok Kementerian Agama.

“Alur berfikir dan beraktifitas kita harus sesuai dengan misi Kementerian Agama yaitu menciptakan masyarakat Indonesia yang unggul dan moderat. Butuh output yang tidak hanya cerdas tetapi sholeh yang selalu berpegang teguh pada pedoman Al-qur’an dan Hadist,” jelasnya.

Farid berharap, dengan adanya kegiatan ini diharapkan GPAI bisa lebih moderat, tanpa konflik internal, bisa berbaur dengan sesama teman guru, tidak suka mencela anak didik dan mampu menanamkan sikap kebersamaan dan toleransi pada peserta didik disetiap pembelajaran.

“Semakin banyak gaul maka akan semakin toleran. GPAI memiliki posisi yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai agama yang moderat dan rahmatan lil alamin,” imbuhnya.

Usai sambutan Kasi dan Kakankemenag Kab. Wonosobo, dilanjutkan penyampaikan kurikulum PAI dan BP oleh pengawas PAI Kankemenag Kab. Wonosobo, Ibnu Sahil. Dalam kesempatan tersebut ia mengajak seluruh GPAI untuk memperkenalkan agama kepada anak didik dengan cara yang menyenangkan.

“Ajak dan ajarilah kepada anak didik untuk beragama yang menyenangkan. Untuk membentuk sikap beragama yang rahmatan Lil alamin, setidaknya mempunyai empat indikator, yaitu memiliki komitmen kebangsaan, toleran, anti kekerasan dan akomodatif terhadap budaya lokal,” tandasnya.(ps-ws/Sua)