Batang – Salah satu program kerja Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Islam Kabupaten Batangadalah mengadakan kegiatan Forum Group Discussion (FGN), kali ini kegiatan itu digelar di TPQ Al Iklas Desa Ponowareng Kecamatan Tulis pada Senin (31/01) yang lalu. Hadir dalam kegiatan itu seluruh Penyuluh Agama Islam sekabupaten Batang, dan dibuka secara resmi oleh Kepala KUA Kecamatan Tulis.
Dalam sambutan pembukaanya Kepala KUA Kecamatan Tulis H. Ahmad Nurfatoni memberikan apresiasi dan dukungan penuh dengan seluruh program kerja Penyuluh Agama Islam. Dia mengatakan bahwa penyuluh memiliki fungsi yang penting kususnya berkaitan dengan pendidikan dan pembinaan agama pada masyarakat.
“ Penyuluh mempunyai peran penting dalam pendidikan dan pembinaan masyarakat terkait masalah agama, maupun masalah lain yang dibutuhkan masyarakat,” kata H. Ahmad Nurfatoni
Dia juga menegaskan bahwa dirinya sangat mendukung kegiatan FGD ini, dan berharap dapat berlanjut dan memperoleh hasil diskusi yg diinginkan.
“ Kami sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan FGD ini, apalagi dilaksanakan di wilayah Kecamatan Tulis, kami berharap kegiatan ini dapat berlanjut sehingga memperoleh manfaat yang langsung di masyarakat,” tegasnya.
Sedangkan ketua pokjaluh kabupaten Batang, Hj. Almukaromah dalam sambutannya menyampaikan obsesinya agar program FGD itu dapat memperbanyak pengalaman dan pengetahuan kususnya bagi para Penyuluh Agama Islam umumnya untuk masyarakat.
“ Terimakasih kami sampaikan pada Penyuluh Agama Islam Tulis yang telah menyiapkan tempat dan materi di FGD kali ini, kita berharap kegiatan ini akan memperbanyak informasi, inovasi, inspirasi dan manfaat bagi penyuluh agama Islam,” kata Hj. Almukaromah.
Materi FGD kali ini adalah tentang pengelolaan sampah 3R yang disampaikan oleh Suhadi Penyuluh Agama Islam Kecamatan Tulis. Dia memaparkan bahwa sampah dapat dikelola dengan 3R, yaitu Recycle, Reuse dan Reduce .
“ Recycle (daur ulang), sampah yang terkumpul bisa didaur ulang menjadi bahan yg lebih bermanfaat, seperti pupuk organik. Reuse (Pemakaian kembali), sampah yang terkumpul dipilah-pilah bahan mana yang masih bisa dipakai ulang dengan inovasi, sedangkan reduce (mengurangi),” kata Suhadi.
Sampah sebenarnya lanjut Suhadi, bisa bermanfaat bila dikelola dengan baik, tapi kalau dibiarkan maka bisa menjadi musuh, bahkan penyakit yang akan menggangu masyarakat. Dengan gerakan 3R itu masyarakat akan terbantu.
“ Dengan inovasi tertentu, sampah dapat menjadi barang yang bernilai jual, yang selanjutnya dapat meningkatkan perekonomian anggota majlis ta’limnya, seperti pupuk kompos, kursi dari botol mineral bekas,” tuturnya.
Sementara itu Koordinator penyuluh agama Islam kecamatan Tulis Dewi Aminah, menambahkan bahwa peran penyuluh agama Islam tidak hanya berkutat pada urusan agama saja, namun dengan inovasi dan kreatifitasnya dapat membantu meningkatkan ekonomi anggota majelis ta’lim binaanya. ( Nanang Akhsin/Zy_humas/rf)