Semarang, Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Semarang adakan Rapat Koordinasi (Rakor) dan Update Data EMIS (Education Management Information System) Tahun Anggaran 2022 pada Rabu (16/2/2022).
Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 100 Pondok Pesantren (Ponpes) di lingkungan Kota Semarang, digelar di aula Kankemenag Kota Semarang.
Mukhlis Abdillah selaku Kepala Kankemenag Kota Semarang, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada lembaga pendidikan Islam yang telah melegalkan diri. “Di Kota Semarang terdapat ratusan pondok yang belum terdaftar, oleh karenanya saya mengucapkan terima kasih kepada Ponpes yang hadir pada siang ini, karena 100 Ponpes yang berkumpul disini merupakan Ponpes yang legal berdasarkan Undang-Undang,” tutur Mukhlis.
Ia mengimbau agar Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Semarang dijadikan forum untuk berbagi informasi dan program-program baru yang mungkin bisa menjadi insprisasi atau bisa diadaptasi oleh Ponpes lainnya, sehingga dapat meningkatkan layanan Ponpes itu sendiri.
Selain itu, di era dirupsi Ponpes dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman agar menjadi lembaga pendidikan Islam pilihan masyarakat. Ponpes perlu meningkatkan sarana dan prasarana pendukung dalam pelaksanaan pendidikan.
Ponpes memiliki andil dalam melahirkan generasi penerus bangsa oleh karenanya tantangan bagi Ponpes untuk memberikan pendidikan yang berkarakter Islam tetapi tidak radikal. “Radikalisme dan ekstrimisme sedang marak di masyarakat bahkan di beberapa pondok pesantren telah tersusupi idiologi tersebut. Melalui FKPP diharapkan dapat menjadi peredam agar Ponpes tidak ikut larut dalam faham tersebut. Santri harus tetap diajarkan tentang rasa nasionalisme, kebangsaan dan bangga dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” pesan Mukhlis.
“Ustadz dan ustadzah Ponpes harus menjadi contoh bagi para santri bahwa fanatisme dalam menjalankan ibadah itu harus, yaitu keyakinan bahwa yang Kita kerjakan adalah yang paling benar, tetapi bukan berarti menyalahkan kepada pihak lain yang memiliki keyakinan berbeda dengan Kita. Islam itu damai, maka tunjukkanlah kedamaian itu dengan saling menghormati dan menghargai keyakinan orang lain,” imbuh Mukhlis. Senada dengan Mukhlis, Tantowi juga mengimbau kepada FKPP Kota Semarang agar betul-betul menjadi forum komunikasi yang aktif dan produktif. “Wadahnya sudah ada, manfaatkan sebaik mungkin sebagai sarana untuk melakukan komunikasi dan koordinasi antar anggota. Hidupkan forum ini dan jika memang diperlukan, lakukan kaderisasi bagi anak muda untuk menciptakan inovasi atau kreativitas agar FKPP Kota Semarang menjadi forum yang nyata kiprahnya dalam dunia pendidikan Islam,” tutur Tantowi. (Tantowi/NBA/bd)