Karanganyar – Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Karanganyar Wiharso Bersama Kasi Pendidikan Madrasah, Siti Muzayanah didampingi ketua IGRA Kabupaten Karanganyar Suharni, S.Pd.I membuka workshop Origami dan Achievement motivation Training bagi guru RA dengan narasumber Torto Stationary Indonesia dan Desi Lisnayanti,MPd bertempat di Aula Islamic Center Karanganyar, (8/3/2022)
Dalam sambutannya, Wiharso mengawalinya dengan mengajak peserta workshop untuk menggelorakan yel-yel Kemenag Karanganyar, Wiharso juga berpesan agar guru RA senantiasa meningkatkan kompetensinya.
“Sebagai seorang pendidik agar dapat berdaya saing dan dapat menghasilkan output yang baik pula. Selain itu dimasa pandemi guru harus pula memperhatikan aturan pelaksanaan pembelajaran demi keamanan, kesehatan dan kelancaran pelaksanaan pembelajaran anak didik,” pinta Wiharso.
Wiharso juga mengucapkan terimakasih kepada semua peserta yang telah menyempatkan waktunya untuk belajar origami dan mengikuti AMT.
“Guru yang baik adalah yang banyak bicara, guru yang bagus yang banyak menerangkan, guru yang hebat yang mendemonstrasikan, tetapi guru yang agung adalah yang mampu memberikan inspirasi. guru RA dan semua guru di bawah Kemenag, harus bisa menjadi panutan dan inspirasi bagi anak didik,“ jelasnya.
“Workshop origame ini bagi peserta didik nantinya juga akan sangat berpengaruh untuk meningkatkan daya imajinasi dan kreatifitas mereka. Kreatifitas merupakan aspek terpenting bagi setiap anak, tidak terkecuali bagi anak usia dini. Tinggi rendahnya kreativitas yang dimiliki anak baik di sekolah maupun di rumah akan dapat berpengaruh terhadap pretasi belajarnya. Maka saya mengajak kepada semua guru agar bias focus mengikuti wokshop ini,” lanjutnya.
Workshop origame berkarakter dan AMT ini diikuti oleh 318 guru RA se kabupaten Karanganyar , dimana tujuan workshop ini adalah untuk meningkatkan motivasi, inovasi dan kreatifitas pembelajaran pada guru RA.
“Alhamdulillah saya bisa mengikuti workshop origami dan AMT, kegiatan ini sangat menarik dan mudah untuk dipahami. Pematerinya juga sangat komunikatif, insya Allah besok di sekolah akan kami ajarkan kepada anak anak,” tutur Nur, salah satu peserta workshop.
“Dengan mengikuti AMT saya lebih menyadari segala sesuatu harus disertai dengan syukur dan perubahan setiap hari meskipun 1 persen perubahan harus terjadi,” imbuhnya.(ida/sua)