Semarang, Kamis (24/3/2022) Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Katolik SD Kota Semarang adakan kegiatan Pembentukan Karakter dan Pembinaan Iman bagi siswa Sekolah Dasar (SD), di Gereja Katolik St. Paulus Sendangguwo.
Kagiatan tidak hanya diikuti oleh siswa SD, tetapi juga Guru Pendidikan Agama (GPA) Katolik se-Kota Semarang.
“Ada 21 GPA Katolik dan 42 siswa SD yang ikut dalam kegiatan tersebut,” terang Budi Setyo selaku Ketua KKG Pendidikan Agama Katolik Kota Semarang.
Guna meningkatkan keimanan siswa dan guru, pada kegiatan tersebut dilakukan pula perayaan ekaristi (misa) yang dipimpin oleh Romo Matius Sumarno.
Tema yang diusung dalam misa adalah “Yesus sahabatku”.
Romo Matius Sumarno menyampaikan materi dengan santai, diselipi cerita lucu sehingga mudah dicerna oleh anak-anak, dengan harapan misi yang disampaikan oleh Romo bisa diimplementasikan oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Wawan Indaryanto selaku Penyelenggara Katolik Kementerian Agama (Kemenag) Kota Semarang ikut hadir memberikan pembinaan dan pengarahan kepada peserta kegiatan.
Ia sampaikan pesan kepada anak-anak agar selalu mematuhi protokol kesehatan dimanapun berada, karena menurutnya saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.
“Sebagai umat yang beriman, kita diwajibkan untuk berdoa kepada Tuhan Yesus agar pandemi ini segera berakhir, tetapi perlu diingat, tanpa usaha, doa akan menjadi sia-sia. Begitu pula sebaliknya, hanya berusaha tanpa diiringi doa, adalah hal yang kurang sempurna, karena disetiap kejadian pasti ada campur tangan Tuhan di dalamnya,” tutur Wawan.
Pada kesempatan tersebut, Wawan juga titipkan pesan kepada peserta didik agar terus bersemangat menuntut ilmu meski dalam kondisi serba terbatas, karena kondisi pandemi.
“Tetap semangat belajar, baik di rumah maupun di sekolah bagi yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka langsung meskipun terbatas,” pesan Wawan.
Uniknya, pada kegiatan pembinaan diselipi pula permainan. Menurut Budi hal ini dimaksudkan guna menambah semangat bagi anak-anak dalam mengikuti kegiatan.
“Supaya anak-anak tidak jenuh, kami desain kegiatan ini semenarik mungkin bagi mereka. Kami berusaha menampilkan suasana serius tapi santai,” tutur Budi.
Hal senada juga disampaikan oleh Santi dan Nurasti, Guru Pendidikan Agama Katolik yang mendapat amanah untuk mengkoordinir jalannya permainan estafet gelas.
“Dengan permainan estafet gelas, diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan antar sesama, yaitu bisa membangun kerja sama, saling menghargai, meningkatkan kesabaran dan ketekunan siswa,” ujar Santi.
Anak-anak nampak senang dan terhibur dengan kegiatan ini.
Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama dengan Romo Matius Sumarno.(Yustina/NBA/bd)