Banjarnegara – Guru itu identik dengan menulis, menulis itu akan mudah apabila kita rajin membaca. Selain amal Jariyah dalam mengajar, nantinya yang akan dikenang dari seorang guru adalah karyanya dalam bentuk buku tulisan maupun jurnal
Demikianlah yang dikatakan Wahyul Khomisah, Kepala MI Al Falah Joyokusumo (Mimau) saat membuka kegiatan pelatihan jurnalistik dalam rangka Upgrading dan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan Pada Rabu, (13/7). Adapun acara pelatihan ini diikuti semua guru dan tenaga kependidikan Mimau dan bertempat di ruang kelas 1B.
Dalam pelatihan ini, Wahyul berharap kepada semua guru dan tenaga kependidikan untuk bisa menulis berita dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik.
“Saya berharap, menulis berita itu jangan dijadikan beban, namun menulis itu dijadikan hobi. Saya ingin berita yang kita buat terkait dengan kegiatan belajar-mengajar dan prestasi Mimau akan menjadi syiar Mimau di masyarakat. sehingga nantinya banyak orang tua yang menyekolahkan putra dan putrinya di madrasah tercinta ini,” jelasnya.
Wahyu menambahkan bahwa menulis berita itu bisa dilakukan di ketika waktu luang dan tidak mengganggu jadwal mengajar. “Apabila sudah terlatih menulis berita, paling butuh waktu sepuluh sampai lima belas menit,” imbuhnya
Sementara itu, Ahmad khalwani, humas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara yang juga narasumber dalam pelatihan kali ini mengajak kepada guru dan tenaga kependidikan untuk mulai belajar menulis berita sedikit demi sedikit
“Awal menulis berita itu susah-susah gampang, biasanya awal menulis berita itu kita akan menulis beberapa kalimat setelah itu dihapus lagi, menulis lagi dan dihapus lagi, hal ini lantaran karena kurang yakin dengan tulisan tersebut,” jelasnya
Lebih lanjut Khalwani menerangkan untuk mengatasi hal itu semua, sebelum menulis berita hal yang paling penting dilakukan adalah liputan atau menggali informasi mengenai sesuatu yang akan diberikatakan.
“setelah liputan atau menggali informasi, nantinya kita tidak akan bingung mau menulis apa, bahkan jika informasi yang didapat sudah banyak menulis berita itu mudah sekali, mengalir saja seperti orang bercerita,” imbuhnya
Menulis berita dan menulis bukan berita itu harus cermat, inti dari menulis berita adalah menginformasikan sesuatu, “oleh karenanya dalam menulis berita wajib ada 5w dan 1 h. Itu hal wajib sekali dalam berita. Selain itu yang membedakan berita dan bukan berita terletak pada kutipan. Berita itu wajib ada kutipan,” jelasnya
Di akhir pertemuan, Khalwani menjelaskan bahwa soal rasa berita, enak atau tidaknya berita dibaca itu tergantung jam terbang.
“semakin sering menulis berita, maka beritanya akan semakin bagus dan enak dibaca, akan tetapi kalau jarang menulis berita ya mestinya, beritanya terlihat muter-muter dan kurang enak dibaca,” pungkasnya (ak/rf)