Karanganyar – DPD Prajaniti Hindu Provinsi Jawa Tengah, pada hari Sabtu, 24 September 2022 bertempat di Gedung PHDI Kecamatan Jenawi, kabupaten Karanganyar melaksanakan kegiatan Penguatan Perspektif Moderasi Beragama Umat Hindu Jawa Tengah. Kegiatan ini mengangkat tema “Mari Ciptakan Kolaborasi yang Harmoni untuk Kemajuan Hindu di Tanah Nusantara”.
Kegiatan Penguatan Perspektif Moderasi Bergama Umat Hindu Jawa Tengah ini dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, Pembimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Ketua PHDI Provinsi Jawa Tengah, Ketua Lembaga Pendidikan Agama dan Keagamaan Provinsi Jawa Tengah, Ketua PHDI Kabupaten Karanganyar, Ketua Lembaga Keagamaan dan Pendidikan se-Kabupaten Karanganyar, Penyuluh Agama Hindu Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, Surakarta dan Sragen. Dalam kesempatan ini juga hadir Direktur Urusan Agama Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia, Bapak Trimo, M.Pd.
Ketua PHDI Kabupaten Karanganyar, Bapak Widadi Nur Widyoko, S,Sos. dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada DPD Prajaniti Hindu Provinsi Jawa Tengah karena telah melaksanakan kegiatan di Kabupaten Karanganyar khususnya di Gedung PHDI Kecamatan Jenawi.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, Drs. H. Wiharso, MM., memberikan apresiasi setinggi-tingginya bagi DPD Prajaniti Hindu Provinsi Jawa Tengah karena telah melaksanakan kegiatan Penguatan Perspektif Moderasi Beragama Umat Hindu Jawa Tengah di Kabupaten Karanganyar.
“Kita semua harus bersinergi untuk memajukan semua umat beragama. Setiap kali saya sampaikan bahwa Saya adalah Kepala Kantor Kementerian Agama, hal tersebut berarti bahwa bukan hanya satu agama saja, semua agama menjadi warga Kementerian Agama,” ujarnya.
“Kegiatan yang dilaksanakan DPD Prajaniti Hindu Provinsi Jawa Tengah ini juga pasti untuk mendukung Program Kementerian Agama yaitu tentang Moderasi Beragama. Kembali lagi, kita semua harus bersinergi untuk menjadi umat yang moderat dan toleransi. Moderasi Beragama bukan untuk mengkerdilkan ajaran agama, akan tetapi supaya kita semua tidak ekstrem beragama,” lanjutnya.
Selanjutnya, Ketua DPD Prajaniti Hindu Provinsi Jawa Tengah, I Nyoman Surahatta, S.H., Sp.N., M.M., M.Pd.H., menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara yang paling beragam, paling majemuk, sehingga tantangan yang paling mendasar adalah bagaimana mengelola kemajemukan atau keberagaman tersebut.
“Sebagai umat beragama tentu harus mendukung program pemerintah, karena tujuan akhir moderasi beragama adalah terciptanya masyarakat Indonesia yang rukun, damai, dan toleran,” jelasnya.
Ketua PHDI Provinsi Jawa Tengah, Bapak Kolonel. Caj . (Purn). Drs. A.A. Ketut Dharmaja, M.Pd.H. menguatkan umat Hindu bahwa moderasi merupakan penguatan diri dari sikap yang berlebihan atau kekurangan. Dalam Hindu, rumah moderasi yang pertama adalah landasan fundamental, seperti Jnana- Wijnana, Tattwamasi – Vasudewa Kuntumbhakam, Ahimsa Parama Dharma – Dharma Himsa Tlevaca, Yadnya – Bhakti. Kedua, pilar penyangga, seperti Karuna, Maitri, Mudita, Upeksa. Ketiga, atap pelindung yaitu, Satyam, Sivam, Sundaram, Swasti- Santi. Terakhir, Tujuan yaitu, Dharma, Artha, Kama, Moksa.
Terakhir, Direktur Urusan Agama Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia, Bapak Trimo, M.Pd.H., menyampaikan Umat Hindu sebetulnya sudah menerapkan moderasi beragama sejak dulu. Keyakinan dalam ajaran Hindu semua sudah menjelaskan toleransi dan moderasi beragama.
“Ngono yo ngono ning ojo ngono”, pepatah Jawa yang menjadi inti dari moderasi beragama, bahwa menjadi umat yang beragama tidak berlebihan dan tidak kurang. Tidak esktrem kanan dan tidak ekstrem kiri. Menjadi Hindu, artinya harus memiliki komitmen yang kuat memeluk agama Hindu, supaya tidak menjadi umat Hindu yang biasa-biasa saja., menjadi umat Hindu yang taat dan ikut melindungi satu dengan yang lainnya,” pungkasnya.(Ida/sua)