Banjarnegara – Pengurus FKPAI (Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam) se Kabupaten Banjarnegara mengadakan pertemuan rutin bulanan bertempat di objek wisata Curug Si Kopel Babadan Kecamatan Pagentan, pada Selasa (22/11/22).
Hadir pada Kegiatan ini Kepala seksi Bimbingan Masyarakat Islam ( Kasi Bimas), ketua kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Kabupaten Banjarnegara, Pengurus FKPAI tingkat Kabupaten, ketua FKPAI tingkat kecamatan ,serta sebagian Penyuluh Fungsional.
Suntoro, ketua FKPAI Kab. Banjarnegara, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pertemuan FKPAI ini digunakan sebagai ajang silaturahmi serta mengevaluasi kegiatan kepenyuluhan dan juga merumuskan kegiatan kepenyuluhan sesuai dengan kebutuhan terkini
“Sesekali penyuluh kegiatan Rakor dan silaturahmi ini sambil wisata, dipilihnya tempat pertemuan di Curug Sikopel sebagai ajang promosi wisata lokal juga refreshing para penyuluh agama,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Ali Mustofa pada kesempatan ini mengingatkan para Penyuluh agar bisa menyampaikan program dan kepenyuluhan secara efektif kepada masyarakat,
“Penyuluh Agama memegang peran yang sangat penting untuk menyampaikan program Kementerian Agama dalam melaksanakan visi misinya, oleh karenanya para penyuluh harus sungguh-sungguh mencintai pekerjaannya sehingga hasil kegiatan kepenyuluhannya bisa berkah dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” terangnya.
Lebih lanjut, Ali menjelaskan bahwa di era digital, para penyuluh agama juga harus bisa memanfaatkan teknologi dalam menyampaikan dakwah, apalagi sekarang semua serba digital, maka konten-konten dakwah, konten layanan KUA harus lebih dibuat secara masif dan terus menerus agar peran penyuluh agama semakin nyata dan dirasakan masyarakat
Ali juga menekankan para penyuluh untuk ikut membantu menyukseskan program pemerintah dalam mencanangkan Banjarnegara bebas ODF tahun 2023.
Nasirin, ketua Pokjaluh Banjarnegara dalam sambutan menyampaikan terkait Kinerja dan kompetensi Penyuluh, juga posisi Penyuluh jelang pemilu,
“Menjelang pemilu, tahun politik semua Penyuluh harus netral. Agar penyuluh memberi keteladanan, empati, saling menghormati, dan ikut menjaga kerukunan,” tuturnya
“Meski preferensi politik masyarakat berbeda-beda, penyuluh agama harus membimbing masyarakat agar tetap menjaga harmoni dan tidak terpecah belah. Karena mempertajam perbedaan politik hanya akan menghabiskan energi,” pungkas Nasirin (dr/rf)