MAN 2 Rembang – Siswa MAN 2 Rembang mengikuti pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) dengan membuat kain batik ecoprint. PKUW ini sebagai implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil ‘Alamin (P5RA). Mengangkat tema “Kearifan Lokal”, MAN 2 Rembang melanjutkan P5RA setelah sukses pada tema 1 dengan tema “Suara Demokrasi”.
Koordinator Tim P5RA MAN 2 Rembang, Nurul Chotimah mengatakan kegiatan proyek dengan tema Kearifan Lokal ini diimplementasikan dalam pembelajaran
“Pada tema ini anak dikenalkan pembuatan batik ecoprint. Ecoprint ini merupakan salah satu jenis batik yang metode pembuatannya memanfaatkan pewarna alami dari tanin atau zat warna daun, akar atau batang yang diletakan pada sehelai kain. Jadi bisa dikatakan ramah lingkungan,” imbuh Nurul yang juga guru Biologi ini pada Rabu (23/11/2022).
Ia menambahkan dalam poyek ini ada 4 modul yang dipersiapkan. Modul pertama berisi pengenalan ecoprint dan kearifan lokal. Modul 2 membahas tentang pengenalan alat dan bahan ecoprint. Praktek pembuatan ecoprint terdapat di modul 3. Sementara modul 4 berisi pembuatan rincian anggaran dan penjualan dengan membuat iklan penjualan serta pemasaran.prakarya dan keri
“Dengan P5RA ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi siswa. Mereka bisa mengetahui kekayaan budaya kita melalui batik. Setelah dilatih membuat ecoprint ini diharapkan pada anak-anak tumbuh sikap mandiri, disiplin dan berjiwa entrepreneur,” pungkas Nurul.
Sementara itu guru PKWU, Sri Lestari Indriana Putri yang akrab disapa Tari menjelaskan bahwa untuk pembuatan ecoprint ini setiap kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang mana setiap kelompok satu kain ecoprint. Untuk kain yang dipakai merupakan kain mori primis.
Pembuatan ecoprint ini memerlukan waktu beberapa hari dalam beberapa tahap. Awalnya siswa menyiapkan kain yang dicuci bersih menggunakan detergen. Langkah kedua dengan mordanting kain.
“Tahap ini bertujuan membuka pori-pori kain sehingga warna dari daun akan mudah diserap kain. Pada proses mordant ini kain dilarutkan ke dalam air yang dengan dicampur cuka, tawas. Bahan ini direbus selama kurang lebih 2 jam,” ungkap Tari.
ka Izzatun Nafsi, salah satu siswi MAN 2 Rembang saat dimintai keterangan menyatakan senang dengan adanya proyek pembuatan ecoprint ini. Ia merasa banyak manfaat yang bisa diambil diantaranya bisa lebih mengenal khasanah budaya batik.
“Sebelumnya saya belum pernah mendengar apa itu ecoprint. Dengan adanya proyek ini saya jadi lebih mengenal ecoprint dan proses pembuatannya,” ujar siswi kelas X J tersebut.
Menurut Ika, untuk bahan daun juga tidak terlalu sulit dicari. Ia bersama anggota kelompoknya menggunakan daun jati muda, jaranan, paku-pakuan, kenikir, ketela, jambu, dan pepaya yang banyak ditemui sebagai motif ecoprint-nya.– (huda/iq/rf)