KOTA PEKALONGAN – Tiga hari yang lalu, dalam upaya pelestarian Batik terus digiatkan oleh berbagai kalangan. Pekalongan Heritage bersama dengan Batang Heritage, Pekalongan Creative City Forum (PCCF), dan Museum Batik Pekalongan menghelat bincang Batik Peranakan dengan menghadirkan seorang antropolog dari Belanda. Acara bertempat di Aula Museum Batik Pekalongan. Rabu (1/2/2023).
Acara yang bertajuk Bincang Bersama Sandra Niessen ini membahas tentang seluk beluk dan pelestarian batik. Kegiatan ini untuk silaturahmi, saling tukar informasi tentang batik peranakan.
Sandra Niessen adalah antropolog dari Belanda yang juga seorang ahli kain tradisional. Menurutnya sejak Covid-19 produksi batik tulis mengalami penurunan karena faktor penurunan ekonomi masyarakat.
“Batik tulis sudah semakin jarang dan ditakutkan akan hilang, sehingga butuh dukungan dari berbagai pihak untuk melestarikannya.” kata Sandra.
Jika batik tulis hilang dalam satu generasi makan melestarikannya lu akan semakin sulit. Batik harus dikembangkan jangan sampai hilang di waktu singkat ini.
Sementara itu, Budayawan asal Batang, M J A Nashir mengungkapkan, tujuan kegiatan ini untuk silaturahmi kebetulan Sandra Niessen kemari, ini juga berkaitan dengan batik peranakan salah satunya batik buketan yang erat kaitannya dengan Belanda, bahkan Batik Buketan juga menjadi ciri khas Pekalongan. Selain itu juga Batik hibah dari Australia ini dipamerkan lagi.
“Kesempatan ini harus dimanfaatkan sehingga batik dapat terus dilestarikan,” terang Nashir.
Terkait peserta disebutkan Nashir ada dari komunitas dan penggiat batik dari berbagai daerah. Nashir berharap batik terus lestari dan generasi muda saat ini juga berperan melestarikan batik. (SEIV/ANT/bd).