Semarang (Humas) – Jelang ldul Fitri, Kanwil Kemenag Prov. Jateng menggelar pelaksanaan rukhyatul hilal penetapan awal Syawal 1444 H. Di Jawa Tengah terdapat 16 titik pemantauan yang tersebar di Kab/kota se – Jateng salah satunya di Observatorium dan Planetarium UIN Walisongo Semarang.
Berdasarkan pengamatan hilal di titik lokasi Observatorium dan Planetarium UIN Walisongo Semarang, dengan ketinggian hilal baru mencapai 0 derajat 58 menit, hilal tidak terlihat.
“Disini belum berhasil terlihat walaupun menggunakan 4 telescope robotik yang bergerak otomatis mengikuti posisi hilal, akan tetapi semuanya tidak menunjukan keberhasilan,” tutur Ahli Falak UIN Walisongo Slamet Hambali didampingi Kabid Urais Kanwil Kemenag Prov. Jateng Zainal Fatah saat ditemui awak media. Tidak terlihat karena hilal sangat rendah, belum memenuhi persyaratan yang telah disepakati bersama oleh MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura). Dari kesepakatan tersebut hilal bisa di lihat dan bisa diterima kesaksiannya, apabila tinggi hilal mar’i minimal 3 derajat, elongasi minimal 6,4. Sedangkan di sini baru mencapai 0 derajat 58 menit sehingga masih sangat jauh dari kriteria tersebut,” imbuhnya.
Selain itu, Zainal Fatah juga menyampaikan bahwa penetapan awal syawal masih menunggu keputusan pemerintah.
“Hasil ini akan kami sampaikan ke pusat sebagai bahan pertimbangan dan untuk penetapan awal Syawal kita menunggu kesepakatan bersama,” ungkapnya.
Pelaksanaan rukhyatul hilal ini diikuti oleh Jajaran Kanwil Kementeria Agama Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pengadilan Tinggi Agama Semarang, Pengadilan Agama Semarang, MUI Jawa Tengah, Ormas Islam serta Lembaga Keagamaan Islam lainnya. (D/Rf)